Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menyebutkan bahwa pemerintah pada periode 2021 hingga 2022 berhasil menarik komitmen investasi untuk rantai pasok pembuatan kendaraan listrik di Indonesia sebesar USD20,3 miliar.
Angka komitmen investasi rantai pasok kendaraan listrik intersebut merupakan hasil dari analisis Institute for Essential Services Reform (IESR) yang mengolah data Rigel Capital 2022 dan Indonesia Battery Corporation (IBC) 2021.
Baca juga: Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik, Indonesia Terkesan Tunduk pada Asing
“Laporan investasi rantai pasok kendaraan listrik tersebut menunjukkan, nilai investasi untuk produk baterai kendaraan listrik mencapai USD15 miliar. Ini yang menjadi komponen paling banyak menarik minat investor,” ujar Febrio dalam ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Rabu 23 Agustus 2023.
Febrio melanjutkan, bahwa Indonesia telah mengambil peran penting dalam transisi energi ramah lingkungan menuju ekonomi rendah karbon.
Tercatat, Indonesia telah mendeklarasikan target penurunan emisi dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) dengan menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89 persen pada 2030 dengan upaya sendiri dan 43,20 persen dengan bantuan internasional.
Baca juga: Riset Continuum: 92,1 Persen Warganet Tak Setuju Kendaraan Listrik Atasi Polusi Udara di Jakarta
“Ini untuk menegaskan komitmen pemerintah dalam mencapai net zero emission pada 2060. Seluruh pihak diharapkan turut berkolaborasi dalam memenuhi tujuan berkelanjutan, termasuk pelaku industri,” ungkapnya. (*)
Editor: Galih Pratama