Jakarta – Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa bagi umat islam, termasuk pola pengeluaran saat dan setelah ramadan juga sangat istimewa. Oleh sebab itu mengelola keuangan di bulan Ramadan sangat berbeda dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Perencana Keuangan Budi Rahardjo, mengakui kegiatan puasa memang membuat pengeluaran kita sehari-hari menurun. Hal ini karena di saat puasa, uang sarapan, uang makan siang, uang rokok (bagi yang merokok), dan uang jajan lainnya tidak terpakai.
Namun, kata Budi, meskipun pengeluaran sehari-hari mengalami penurunan saat bulan Ramadhan, ternyata pada umumnya pengeluaran total mengalami kenaikan, karena Ramadhan diikuti kemudian dengan perayaan Hari Lebaran yang merupakan hari besar bagi kalangan umat Islam.
“Perayaan ini biasanya diikuti dengan berbagai tradisi, mulai dari mempersiapkan pakaian baru, makan dan kumpul bersama keluarga, membayar zakat, persiapan mudik dan rekreasi, membayar THR untuk asisten rumah tangga dan berbagai keperluan lain. Sehingga bukan tidak mungkin, akhirnya pada bulan tersebut nilai pengeluaran lebih besar daripada bulan-bulan biasa,” ujar Budi kepada media di Jakarta, Senin 20 Mei 2019.
Oleh karena itu, pengeluaran harian di saat Ramadhan akan lebih bijak bila digunakan untuk persiapan hari raya Idul Fitri. Tentunya agar akhirnya pengeluaran ini tidak berlebihan, perlu sekali untuk melakukan kalkulasi secara detail pengeluaran baik saat bulan Ramadhan, saat Hari Raya dan setelahnya hingga gaji berikutnya diterima.
Jadi agar keuangan tetap sehat, pengelolaan keuangan di bulan Ramadan wajib dilakukan salah satunya dengan investasi. Jangan sampai ibadah di bulan Ramadan kali ini terganggu dengan banyaknya kendala finansial.
Soal investasi, Budi menyarankan, ada baiknya pilih investasi yang sesuai dengan kebutuhan profil dan tujuan keuangan yang ingin diraih. Misalnya apabila investasinya adalah untuk persiapan dana pendidikan maka dapat dipilih produk yang memudahkan untuk berinvestasi secara rutin dan disiplin seperti tabungan pendidikan, asuransi pendidikan atau reksadana yang menggunakan mekanisme autodebet.
“Pastikan instrumen investasi yang dipilih sesuai juga dengan karakter dari investor,” ungkap Budi.
Terkait investasi, PRUlink generasi baru dan PRUlink syariah generasi baru dari PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bisa menjadi alternatif pilihan bagi Anda.
“Produk unit link dengan ragam manfaat tambahan serta potensi hasil investasi jangka panjangnya dapat menjadi solusi tepat dalam memenuhi kebutuhan di tiap tahapan kehidupan yang berbeda,” kata Jens Reisch, Presiden Direktur Prudential Indonesia di acara peluncuran produk PRUlink generasi baru dan PRUlink syariah generasi baru beberapa waktu lalu.
Asuransi unit link yang menawarkan premi bulanan mulai dari Rp400 ribu ini, memiliki fitur inovatif seperti PRUbooster investasi, di mana nasabah akan mendapatkan tambahan alokasi investasi setiap tahunnya.
Kemudian PRUbooster proteksi, di mana nasabah dapat memilih agar Uang Pertanggungannya meningkat setiap tahun, tanpa perlu pernyataan kesehatan. Dan alokasi investasi terbentuk sejak hari pertama.
Lebih enaknya lagi, asuransi unit link ini tidak mengenakan biaya administrasi asalkan nasabah menggunakan transaksi elektronik dan autodebit rekening, sesuai syarat dan ketentuan.
Berdasarkan hasil survei, Prudential melihat mayoritas konsumen menekankan kebutuhan mereka untuk mempersiapkan masa pensiun, biaya rumah sakit, pendidikan anak, serta perlindungan sakit kritis sebagai alasan utama dalam memilih produk unit link. (REZ)