Intervensi Rupiah, BI Siap Gelontorkan Lagi Cadangan Devisa
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku siap menggelontorkan cadangan devisa lagi untuk intervensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini juga sejalan dengan rupiah yang sudah terdepresiasi hingga 1,5 persen (year-to-date) terhadap dolar AS.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi, di Jakarta, Rabu, 14 Maret 2018. Menurutnya, BI terus menyiapkan besaran cadangan devisa yang tercatat US$128,06 miliar untuk intervensi pelemahan rupiah.
“Berapa yang disediakan, kita sebanyak mungkin untuk intervensi rupiah. Sebanyak cadangan devisa itu. Jadi cadangan devisa memang dibutuhkan untuk itu (intervensi rupiah),” ujarnya.
Dia menjelaskan, bentuk intervensi yang dilakukan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah, tercermin dari total cadangan devisa yang menurun US$3,92 miliar menjadi US$128,06 miliar di Februari 2018. “Seperti asuransi saja. Kita akan mengisi kembali cadangan devisa ketika sudah tak intervensi lagi,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, penurunan cadangan devisa di bulan Februari 2018, terjadi lantaran banyak terpakai untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Selain itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di BI.
Baca juga: Jaga Stabilitas Rupiah, Cadangan Devisa RI Tergerus US$3,92 Miliar
“Ini adalah komitmen BI untuk menjaga nilai tukar rupiah kita. Sebanyak mungkin yang dibutuhkan untuk intervensi rupiah,” tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang sudah terdepresiasi hingga 1,5 persen (year-to-date) dianggap masih berada dalam kondisi wajar, lantaran volatilitas rupiah mampu terjaga dalam kondisi stabil dan tidak mengkhawatirkan.
“Depresiasi 1,5 persen itu kondisi yang wajar dan kami juga kalau terjadi volatilitas atau fluktuasi nilai tukar yang tidak terkelola dengan baik, maka BI akan menjaga fluktuasi agar ada di batas yang stabil,” ujar Agus Marto.
Oleh sebab itu, Agus Marto mengingatkan, agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan tren depresiasi rupiah yang sebesar 1,5 persen. “Karena, kondisi Indonesia dalam keadaan baik. Seandainya ada fluktuasi yang menjauhi fundamental value-nya, BI akan hadir di pasar,” paparnya. (*)
Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More
Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More
Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More
Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More
Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More
Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More