Intelijen AS Ternyata Sudah Endus Sinyal Kudeta di Rusia

Intelijen AS Ternyata Sudah Endus Sinyal Kudeta di Rusia

Jakarta – Jauh-jauh hari, badan intelijen Amerika Serikat (AS) rupanya telah mengendus tanda-tanda bahwa pemimpin tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin melakukan pemberontakan melawan pemerintah Rusia.

Pada Minggu (25/6), para pejabat intelijen melakukan pengarahan di Gedung Putih, Pentagon dan di Capitol Hill tentang potensi kerusuhan di Rusia yang memiliki senjata nuklir canggih sehari sebelum rencana kudeta itu terungkap.

Seperti melansir VOA Indonesia, para pejabat intelijen melakukan pengarahan di Gedung Putih, Pentagon dan di Capitol Hill tentang potensi kerusuhan di Rusia yang memiliki senjata nuklir canggih sehari sebelum rencana kudeta itu terungkap. 

Agen mata-mata AS pun mulai melacak indikasi bahwa Prigozhin dan pasukan tentara bayaran Wagnernya yang bermaksud bergerak melawan kepemimpinan militer Rusia pada pertengahan Juni.

Surat kabar The Times mengatakan, memasuki pertengahan minggu, informasi itu valid dan mengkhawatirkan hingga memicu serangkaian pengarahan. 

Ketika pejabat intelijen AS menemukan informasi bahwa Prigozhin sedang mempersiapkan aksi militer, mereka mengkhawatirkan terjadinya kekacauan di negara yang memiliki persenjataan nuklir yang kuat.

KBRI Moskow Imbau WNI Tak Bepergian 

Di tengah memanasnya situasi yang terjadi di Rusia, Kedutaan Republik Republik Indonesia (KBRI) Moskow mengeluarkan sejumlah himbauan kepada seluruh WNI/masyarakat Indonesia di Rusia.

Dalam pernyataan tertulis di akun resmi Instagram indonesiainmoscow, Minggu (25/6), KBRI Moskow mengimbau WNI/masyarakat di Rusia untuk tetap tenang dan menghindari sejumlah lokasi di negara tersebut.

“Untuk Masyarakat Indonesia di Moskow dan Moskow Oblast agar membatasi perjalanan ke luar kota kecuali keperluan mendesak. Hal ini terkait dengan peningkatan pemeriksaan aparat di jalan ke luar dan menuju Moskow,” tulis keterangan resmi tersebut.

Selain itu, para WNI/masyarakat agar selalu membawa dokumen identitas atau paspor dalam bepergian dan beraktifitas sehari-hari. Hal itu terkait dengan peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, termasuk transportasi umum. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News