Categories: Analisis

Integrasi ATM Himbara Masih Terkendala

Kementerian BUMN berharap integrasi ATM tetap tahun Ini.Integrasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perbankan. Ria Martati.

Jakarta- Sinergi antar bank pelat merah dalam sistem pembayaran dengan integrasi mesin ATM diharapkan tetap dimulai tahun ini. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain BUMN, Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, Kementerian BUMN meminta Himpunan Bank-Bank Milik Negara ( HIMBARA) memperluas uji coba integrasi ATM tersebut.

“Tadinya masing-masing 50 ATM, kita minta masing-masing jadi 200, kalau memungkinkan dua minggu lagi saya rapat,” kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis 1 Oktober malam.

Sebelumnya,bank-bank pelat merah yang tergabung dalam Himbara itu mempertimbangkan untuk memiliki perusahaan switching ATM sendiri. Langkah itu untuk memuluskan rencana integrasi jaringan ATM Himbara yang ditargetkan kelar tahun ini.

Direktur PT Bank Tabungan Negara, Tbk (BTN), Sis Apik Wijayanto mengatakan, himpunan bank milik pemerintah mempertimbangkan dua alternatif dalam langkah integrasi tersebut. Pertama adalah joint operation ATM saja dan yang kedua adalah memiliki perusahaan switching bersama.Pembahasan mengenai rencana akuisisi menurutnya masih dilakukan secara intensif. Pasalnya, jika akan melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi perusahaan switching, perlu dilakukan pembahasan mengenai aspek legal di masing-masing bank.

“(Keputusannya) kayaknya gak bulan ini, tapi itu intensif karena kaitannya masalah hukum, dan masing masing perusahaan punya policy dan strategi sendiri apakah nantinya kalau kepemilikan harus masuk, strategic corporate-nya gimana, kalau masuk RBB (Rencana Bisnis Bank) gimana,” kata dia belum lama ini.

Menurut Gatot, untuk mengejar target integrasi ATM anggota Himbara  langkah yang paling memungkinkan adalah melakukan integrasi ATM terlebih dahulu baru kemudian melakukan operasional secara bersama melalui anak usaha bersama.

“Ya itu satu cost and benefit-nya masih kita hitung, dan kalau jadi, kira-kira ancang-ancangnya berapa juga belum, kalau jadi mau dimiliki ya valuation-nya belum. Yang masih dipikirkan joint operation atau kepemilikan, kalau kepemilikan ya masih detil hukumnya. Mungkin joint operation dulu jalan baru akuisisi,”tukasnya.

Apriyani

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

2 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

3 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

4 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

5 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

14 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

15 hours ago