Jakarta – Para pejabat Federal Reserve (The Fed) mendesak bank-bank di Amerika Serikat (AS) untuk bekerja sama dengan konsumen yang dirugikan oleh kejadian penangguhan deposit yang sedang berlangsung, dan telah menghalangi sebagian masyarakat AS dalam mengakses gaji serta dana lainnya dari akun rekening mereka.
Sebagian konsumen masih belum menerima deposit gaji mereka akibat “human error” yang merusak sistem perbankan AS. Insiden “deposit delays” ini berkaitan dengan masalah yang muncul Jumat (3/11) pada sistem pembayaran Automated Clearing House (ACH), menyebabkan para nasabah dan perusahaan kelimpungan karena tak bisa mengakses dana mereka di rekening.
“The Federal Reserve mendorong bank-bank yang ada untuk bekerja cepat menuntaskan masalah penundaan akses ke deposit gaji yang dialami konsumen akibat isu error pada sistem operasi yang dimiliki oleh penyedia layanan pembayaran swasta,” ujar juru bicara The Fed seperti dikutip dari CNN, Kamis, 9 November 2023.
Baca juga: The Fed Pangkas Ratusan Karyawan, Tanda Ekonomi AS Goyah?
Para pejabat The Fed mengisyaratkan bahwa mereka ingin lembaga perbankan membantu nasabah dalam insiden ini melalui kebijakan penghapusan biaya keterlambatan. Senada dengan The Fed, Biro Perlindungan Konsumen Keuangan AS juga menyampaikan pada Senin (6/11) bahwa nasabah tak boleh dikenakan denda biaya ataupun denda lainnya akibat insiden tersebut.
Hal tersebut telah ditanggapi oleh salah satu bank, yakni JPMorgan Chase, yang menegaskan bahwa mereka bakal menghapus biaya keterlambatan akibat insiden itu. Di lain sisi, The Fed menyatakan jika layanan pembayarannya tetap berfungsi secara normal karena terpisah dari sistem layanan pembayaran yang digunakan lembaga perbankan pada umumnya.
“Sistem layanan pembayaran pada The Federal Reserve itu terpisah dari sistem yang dimiliki lembaga perbankan lain, dan berfungsi secara normal,” jelas juru bicara The Fed.
Lembaga-lembaga perbankan meyakinkan nasabah jika dana mereka aman selama insiden ini masih berlangsung. Mereka juga menerangkan bila pembayaran yang tidak berhasil dilakukan di akhir minggu lalu harus dikirim ulang, yang mana proses ini dapat memakan waktu. Hingga kini, masih tidak diketahui secara pasti seberapa luas dampak dari insiden ini atau seberapa lama nasabah harus menunggu kembali normalnya proses pencairan deposit.
Clearing House selaku operator swasta sistem ACH telah berujar pada Senin (6/11) bahwa mereka tengah bekerja bersama lembaga perbankan dan The Fed untuk menyelesaikan masalah tersebut secepatnya. Juru bicara Clearing House mengatakan bahwa masalah tersebut dimulai sebagai “kesalahan pemrosesan” pada hari Kamis (2/11) di mana beberapa instruksi pembayaran ACH dikirim ke lembaga keuangan dengan nomor rekening dan pelanggan “disamarkan.”
Baca juga: Sektor Perbankan Masih Kuat di Tengah Ketidakpastian Global, Ini Buktinya
Hilangnya data tersebut menyebabkan beberapa pembayaran ACH tertunda. Masalah ini lalu berdampak pada kurang dari 1% volume ACH harian di Amerika Serikat, jelas Clearing House. Tentu saja, 1% dari sistem yang masif masih merupakan jumlah yang besar. Nacha, sebuah organisasi nirlaba yang mengelola jaringan ACH menerangkan, jaringan ACH memproses rata-rata USD330 miliar per hari di bulan September.
Bank of America dan JPMorgan Chase termasuk di antara perusahaan yang penggunanya melaporkan masalah itu ke layanan pelacak error realtime, Downdetector. Wells Fargo, US Bank, Truist, dan bank lain yang penggunanya melaporkan masalah pada hari Jumat lalu mendapatkan peringkat lebih rendah di Downdetector. (*) Steven Widjaja
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More