Di tanah air, saat ini ada empat switching lokal. Selain JPN sebagai pengelola jaringan Link, ada Artajasa Pembayaran Elektronis yang mengelola jaringan ATM Bersama, Rintis Sejahtera yang mengoperasikan jaringan ATM Prima, dan Daya Network Lestari dengan jaringan ATM Alto.
Tantangan lain, lanjut Aries adalah kenyataan sudah banyaknya bank di Indonesia yang menggandeng prinsipal asing untuk penerbitan kartu kredit dan debit berlogo internasional. “Kemudian ini ditransaksikan ke EDC lokal. Swipe. Itu belum tentu jalan juga,” tuturnya.
Belum lagi arah perkembangan teknologi yang semakin memudahkan transaksi pembayaran secara digital, di mana nasabah bisa bertransaksi menggunakan gawainya. Pun dengan menjamurnya situs belanja daring yang mewadahi transaksi pembayaran secara digital ini.
Lalu tantangan yang paling utama adalah dalam mengakomodasi kepentingan bantuan sosial (bansos) sesuai dengan program pemerintah yang menginginkan penyalurannya secara nontunai. “Tolong bansos juga dipikirkan. Benar atau enggak NPG ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bansos,” tegas Aries. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, merespons keputusan Presiden Prabowo Subianto yang telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP)… Read More
Jakarta - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) pada hari ini (6/11) mengumumkan akan melakukan… Read More
Jakarta – Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump memenangkan Pemilu Amerika Serikat (AS) 2024.… Read More
Jakarta - Limbah cangkang atau kulit rajungan yang selama ini dianggap tak bernilai kini berpotensi mendatangkan manfaat… Read More
Jakarta – Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan informasi terkini terkait dengan empat asuransi bermasalah, yakni… Read More