Di tanah air, saat ini ada empat switching lokal. Selain JPN sebagai pengelola jaringan Link, ada Artajasa Pembayaran Elektronis yang mengelola jaringan ATM Bersama, Rintis Sejahtera yang mengoperasikan jaringan ATM Prima, dan Daya Network Lestari dengan jaringan ATM Alto.
Tantangan lain, lanjut Aries adalah kenyataan sudah banyaknya bank di Indonesia yang menggandeng prinsipal asing untuk penerbitan kartu kredit dan debit berlogo internasional. “Kemudian ini ditransaksikan ke EDC lokal. Swipe. Itu belum tentu jalan juga,” tuturnya.
Belum lagi arah perkembangan teknologi yang semakin memudahkan transaksi pembayaran secara digital, di mana nasabah bisa bertransaksi menggunakan gawainya. Pun dengan menjamurnya situs belanja daring yang mewadahi transaksi pembayaran secara digital ini.
Lalu tantangan yang paling utama adalah dalam mengakomodasi kepentingan bantuan sosial (bansos) sesuai dengan program pemerintah yang menginginkan penyalurannya secara nontunai. “Tolong bansos juga dipikirkan. Benar atau enggak NPG ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bansos,” tegas Aries. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More