Dia berpandangan, industri asuransi dan multifinance saat ini memiliki tantangan yang cukup berat. Selain adanya ketidakpastian global, tantangan di industri keuangan nonbank ini juga bersumber dari adanya persaingan yang ketat, khususnya industri asuransi dan multifinance asing yang hadir di Indonesia membuat industri asuransi dan multifnance dalam negeri harus mampu bersaing dan berinovasi pada produknya.
“Tantangan ini ada aspek global persaingan dan juga lokal pricing. Jadi pengawasan dan pengaturan serta persaingan usaha jadi tantangan, tidak hanya tumbuh tapi juga harus stabil,” paparnya.
Dalam lima tahun terakhir sejak krisis 1998, kata dia, bank sudah mengalami penguatan signifikan dari segi kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) meski profitabilitas turun namun masih cukup stabil. Melihat hal ini, OJK diharapkan dapat mendorong perbankan nasional menjadi pemain di level regional. Terlebih, dengan adanya Qualified Asean Banking (QAB) perbankan nasional dapat berekspansi di negara-negara Asean.
“OJK harus dapat mendorong pemain nasional bisa menjadi pemain di level regional. komisioner OJK nanti hubungan dengan regulator di Asia tenggara memastika sektor keuangan tumbuh di level regional. di perbankan definisi QAB, jadi 5 sampai 10 tahun ke depan ada institusi keuangan Indonesia jadi pemain unggul di ASEAN,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More
Poin Penting KB Bank gelar GenKBiz & Star Festival 2025 di Bandung untuk mendongkrak kreativitas… Read More
Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More
Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More