Surabaya—Perencanaan keuangan menjadi satu hal yang penting dilakukan. Sayangnya belum semua masyarakat menyadari pentingnya melakukan perencanaan keuangan. Ditambah lagi, sebagian masyarakat, meski sudah melakukan perencanaan keuangan, namun belum dilakukan dengan benar.
Menurut survey yang dilakukan oleh Manulife, investor di Indonesia hanya fokus pada perencanaan keuangan dalam jangka pendek dan tidak memiliki strategi yang jelas untuk jangka panjang. Padahal, hal ini dapat membahayakan stabilitas keuangan mereka di masa depan.
Survei juga mengungkapkan bahwa investor tidak mengelola pengeluaran harian mereka secara efektif dan tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas, dimana mayoritas (70%) tidak memiliki target jumlah dana simpanan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, meskipun mayoritas investor mengakui perlunya perencanaan investasi yang lebih baik di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi, survei justru menunjukkan bahwa investor terus melakukan kesalahan yang sama. Misalnya, menyimpan terlalu banyak dana tunai di tabungan atau deposito.
Menurut survey yang dilakukan Manulife, terdapat beberapa kekurangan dalam perencanaan dan pengelolaan yang dilakukan investor di Indonesia. Pertama, kurangnya disiplin dalam pengelolaan keuangan yang dapat membahayakan kondisi keuangan investor di masa depan.
Manulife Investor Sentiment Index mengungkapkan bahwa lebih dari separuh investor (53%) menghabiskan 70% atau lebih penghasilannya setiap bulan. Sementara 1 dari 10 investor menghabiskan lebih dari 90% penghasilan bulanannya. Selain itu, 1 dari 4 investor akan meminjam uang dalam kurun waktu 3 bulan jika mereka kehilangan sumber penghasilan utamanya.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa mereka sangat mengandalkan penghasilan bulanannya dan hanya memiliki sedikit simpanan. Terlebih lagi, 40% investor tidak memantau pengeluaran mereka sama sekali. Kondisi ini semakin memperparah pengelolaan arus kas bulanan rumah tangga.
Selain kurangnya kontrol terhadap pengeluaran harian, survei juga menemukan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia gagal menyimpan dana untuk kebutuhan jangka panjang. Lebih dari 70% investor mengatakan bahwa mereka tidak memiliki target jumlah dana simpanan.
Rusli Chan, Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mengatakan, jika jumlah pengeluaran para investor masih terus lebih besar daripada pendapatan bulanan mereka, maka mereka akan terlilit utang jangka panjang dan terkena dampak finansial yang serius di kemudian hari. Dengan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia, tambahnya, secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, adalah memprihatinkan jika persiapan dana pensiun tidak menjadi prioritas keuangan yang utama.
“Para investor sebaiknya segera berkonsultasi dengan penasihat keuangan agar mereka dapat mengelola pengeluaran hariannya dengan lebih baik dan menyiapkan rencana keuangan jangka panjang” ujarnya.
Kedua, investor seringkali menyesali perencanaan keuangan yang buruk, tetapi terus mengulang kesalahan yang sama.
Meski kurang disiplin dalam pengelolaan keuangan, sebagian besar investor menyadari bahwa mereka seharusnya mengelola keuangan dengan lebih baik, dimana 59% investor berharap memiliki perencanaan investasi yang lebih baik. Secara spesifik, 25% investor menyesali keputusannya menyimpan dana tunai di tabungan atau deposito, sementara 28% lainnya menyesal tidak berinvestasi pada waktu yang tepat.
Walaupun investor memiliki niat yang baik terkait perencanaan keuangan mereka, survei menunjukkan bahwa mereka terus mengulang kesalahan yang sama. Terbukti, walapun para investor mengatakan bahwa mereka menyesal menyimpan dana tunai di tabungan dan deposito dalam jumlah yang terlalu banyak, investor meningkatkan jumlah simpanan dalam bentuk dana tunai sejak tahun lalu.
Pada Q4 2014 simpanan dana tunai naik dari 30% menjadi 38% pada Q4 2015. Tidak tertutup kemungkinan bagi para investor untuk terus mengulangi kesalahan-kesalahan keuangan yang sama, karena dalam membuat perencanaan keuangan para investor mengandalkan penilaian dan pengetahuan pribadi (77%) atau saran dari pasangan (75%). Sementara, saran dari perencana keuangan/ahli investasi memiliki pengaruh yang lebih sedikit (11%), bahkan lebih rendah bila dibandingkan dengan pengaruh media (20%).
Sebagai dampak dari turunnya nilai tukar rupiah dan kekhawatiran terhadap kondisi pasar yang berfluktuasi, harapan investor terhadap imbal hasil investasi menjadi lebih realistis, turun signifikan dari rata-rata 14,8% di Q4 2014 menjadi 11,8% pada 2016.
“Dalam kondisi pasar seperti apapun, walaupun ketika pasar kelihatannya tidak menguntungkan, investor disarankan untuk tetap melakukan investasi pada beragam portofolio daripada hanya menyimpan dananya di tabungan atau deposito, “ ujar kata Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Karena pada akhirnya, lanjut Legowo, investor tetap membutuhkan perencanaan keuangan yang menyeluruh, yang mencakup pengelolaan pengeluaran harian, memiliki portofolio investasi yang terdiversifikasi, serta tujuan keuangan yang lebih terarah, agar keuangan mereka dapat lebih terjamin dalam jangka panjang.
” Untuk menghindari terulangnya kesalahan pengelolaan keuangan, maka pendidikan keuangan harus dilakukan di setiap keluarga. Orang tua harus harus berusaha untuk menaikkan tingkat kecerdasan finansialnya dan menerapkannya dalam gaya hidup mereka agar kekayaan rumah tangga dapat lebih meningkat dan pada saat yang sama orang tua bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka dalam pengelolaan keuangan yang baik,” tambah Legowo.(*)
Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok Peraturan Pemerintah (PP) perihal hapus tagih… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata upah buruh di Indonesia per Agustus 2024… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (5/11) berakhir ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia di kuartal III 2024 tumbuh… Read More
Jakarta - Di era globalisasi ini, perusahaan yang memegang kendali dan memimpin teknologi dipastikan berpeluang… Read More
Jakarta - Salah satu pasar aset kripto, yakni Bitcoin pada perdagangan hari ini (5/11) pukul… Read More