Jakarta – Pertumbuhan kredit perbankan di Tanah Air mencatatkan rapor biru. Per Mei 2023, pertumbuhannya naik sebesar 9,39% year on year (yoy) menjadi Rp6.577 triliun, didorong pertumbuhan kredit investasi 12,69%.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Edina Rae mengatakan, secara persentase kenaikan pertumbuhan tersebut menguat 131 basis poin jika dibanding pada bulan kuartal sebelumnya.
“Pertumbuhan kredit pada Mei 2023 didorong oleh bank umum swasta nasional tumbuh tertinggi sebesar 15,2% year on year,” jelas Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Selasa, 4 Juli 2023.
Adapun dari profil risiko, untuk rasio kredit yang bermasalah atau non-performing loan (NPL) turun di level 2,5% dan NPL nett 0,77%. Termasuk juga, Loan at risk (LAR) atau kredit dalam risiko yang juga mengalami penurunan 460 bps ke level 13,38%.
“Pada periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK) mengalami kenaikan sebesar 6,55% yoy. Di mana, terjadi perlambatan sebanyak 27 bps dibanding dengan bulan sebelumnya,” jelasnya.
Menurutnya, terjadinya perlambatan DPK terlihat dari pertumbuhan secara year on year. Kondisi disebabkan oleh pertumbuhan komponen giro yang turun ke level 8,3% secara yoy.
Meski begitu kata dia, berdasarkan indikator likuiditas, diketahui bahwa dana jangka pendek yang dimiliki bank masih dalam kondisi aman.
Saat ini, OJK terus menjaga ketahanan perbankan terhadap tekanan kondisi faktor ekonomi global, geopolitik dan cyber attack termasuk penguatan dari sisi digital maturelity dan digital resiliensi,
“Selain itu, OJK meminta perbankan secara terus menerus untuk memperkuat tata kelola, manajemen asset serta anti fraud system,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra