Jakarta – Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025, mendapat respons positif. Salah satunya datang dari Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad.
Tauhid menilai, Danantara dapat menjadi akselerator transformasi Indonesia, khususnya dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Tentu bisa menjadi akselerator (Indonesia Emas). Makanya memang harus segera dimulai,” katanya, Senin, 24 Februari 2025.
Baca juga: Resmi! Presiden Prabowo Luncurkan Danantara
Menurut Tauhid, melalui konsolidasi BUMN seperti Pertamina, PLN, Telkom, MIND.ID, Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI, Danantara diharapkan mampu mengoptimalkan pengelolaan aset negara.
Ia menekankan bahwa pemilihan investasi yang tepat menjadi kunci kesuksesan Danantara.
”Kalau investasinya bagus secara finansial dan ekonomi, tentu akan memberi kontribusi pada pengelolaan aset negara yang cukup besar,” jelasnya.
Baca juga : Danantara Pegang Aset Jumbo Negara, DPR Minta Transparansi dan Profesionalisme
Tauhid menambahkan, keberhasilan Danantara sangat bergantung pada tingkat good governance dalam pengelolaannya.
Dengan melibatkan BUMN besar seperti Pertamina dan sejumlah bank, kekuatan Danantara diprediksi mampu memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi.
Pertamina, sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia, memiliki peran penting dalam Danantara. Melalui Pertamina, target peningkatan produksi minyak dan gas diharapkan dapat tercapai.
”Terlebih, Pertamina nanti arah investasinya pada eksplorasi minyak dan gas. Itu jelas hasilnya,” kata Tauhid.
Optimisme Akademisi: Danantara sebagai Pilar Ekonomi Berkelanjutan
Senada dengan Tauhid, Peneliti Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung, Acuviarta Kartabi, menyatakan optimisme bahwa Danantara akan menjadi katalisator utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Acuviarta menilai, melalui konsolidasi kekuatan ekonomi BUMN, Danantara mampu mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
”Tentu bisa menjadi katalisator. Ini adalah bentuk konkret untuk mengoptimalkan peran BUMN dan juga potensi investasi ke dalam proses bisnis yang lebih transparan dan profesional,” kata Acuviarta.
Baca juga : Tony Blair Bakal Perkuat Kepengurusan Danantara Bersama Erick Thohir
Acuviarta berharap, Danantara tidak hanya berfungsi sebagai entitas bisnis, tetapi juga menjadi pilar utama dalam membangun ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.
Selain itu, Danantara diharapkan mampu mengoptimalkan nilai tambah serta mengefektifkan hilirisasi.
“Kalau dikelola melalui pendekatan bisnis yang profesional dan tata kelola yang baik, saya yakin Danantara akan luar biasa. Dia nanti akan bermetamorfosis. Bukan tidak mungkin, akan seperti Temasek atau Khazanah yang saat ini menjadi benchmark ,” kata Acuviarta.
Peran Strategis Pertamina dalam Danantara
Menurut Acuviarta, keberhasilan Danantara tidak lepas dari peran BUMN-BUMN pendukung, terutama Pertamina.
Pertamina, sebagai BUMN terbesar di Tanah Air, bahkan dinobatkan oleh TIME sebagai perusahaan terbaik di Indonesia dan peringkat ke-32 di Asia Pasifik.
”Sangat besar peran Pertamina. Kalau kita lihat pengelolaan aset Danantara, sebagian besar juga dari Pertamina,” jelasnya.
Baca juga: Intip Kinerja 7 BUMN yang Asetnya Bakal Dikelola Danantara
Berbagai lini bisnis Pertamina, dari hulu ke hilir, bakal memperkuat peran Danantara dalam membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
”Apalagi Pertamina juga memungkinkan untuk sinergi dengan sektor lain, seperti pertanian dan perkebunan pada program Biodiesel dan Bioetanol. Dan itu akan efisien, karena hulu sampai hilir, mereka punya,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra