Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan utang BUMN Karya kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tersisa sebesar Rp70 triliun. Nilai tersebut menurun dari sebelumnya yang mencapai sebesar Rp120 triliun.
Adapun BUMN Karya yang dimaksud yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, (PTPP), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, (ADHI).
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bagian dari Himbara, menyatakan kredit yang berhubungan dengan BUMN Karya telah dibentuk pencadangan sesuai dengan kondisi kolektibilitas kredit.
“Jadi kalau memang kolektibilitasnya masih belum lancar Kita siapkan cadangan yang cukup kemudian kalau kolektibilitasnya lancar. Ya, kita siapkan cadangan sesuai dengan kebutuhan cadangan untuk kolektibilitas lancar. Sekarang berapa yang lancar, berapa yang tidak lancar ada catatannya semuanya. Tetapi kita selalu pruden melakukan berbagai hal seperti restrukturisasi,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso, Selasa, 13 Juni 2023.
Sunarso menambahkan, posisi pencadangan kredit macet atau non-performing loan (NPL) Coverage BRI masih memadai yaitu berada di atas 250%, yakni 282,49% pada kuartal I 2023. Sedangkan, LAR BRI juga membaik yang di antisipasi dengan LAR Coverage yang sebesar 49%.
“Secara histori, portofolio yang masuk kedalam LAR itu peluang untuk jatuh menjadui NPL hanya 10%. Sebenarnya cukup 10%, tapi kita cadangkan sampai hampir 5 kali lipat, artinya lebih dari cukup seandainya terjadi pemburukan karena faktor eksternal terutama,” ungkapnya.
Sunarso mengungkapkan bahwa saat ini BRI telah menggunakan sistem modifiation loss. Sistem tersebut memperhitungkan posisi buku perseroan tetap positif apabila kredit yang diberikan kepada BUMN Karya mengalami kerugian.
“Kami sudah cover dengan kebutuhan melalui pencadangan yang menggunakan equity, menggunakan modal. Saya kira itu yang paling penting, jadi kalau nanya tentang eksposur BUMN Karya di BRI tidak usah khawatir semua sudah kita cadangkan sesuai dengan tingkat kolektibilitasnya,” pungkasnya.
Seperti diketahui, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) memiliki perjanjian restrukturisasi di BRI sebesar 2,64 triliun. BUMN Karya lainnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memiliki utang kepada BRI sebesar Rp500 miliar. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra