Market Update

Ini Kata Analis Tentang Prospek Suram Ekonomi Inggris

London – Inggris mencatatkan inflasi tertinggi sepanjang sejarah. Pada 2022 inflasi Inggris tercatat sebesar 9,1% atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Melonjaknya pinjaman dan menurunnya daya beli konsumen ikut memperparah gejolak ekonomi di negara ini.

Rhys Herbert, ekonomi senior Lloyds Bank, seperti dikutip dari The Guardian mengatakan, prospek ekonomi Inggris masih suram .  Hal ini dipicu oleh adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi. “Inflasi yang tinggi tetap menjadi perhatian utama, tetapi karena pendorongnya masih bersifat internasional, kebjiakan untuk menggunakan suku bunga dalam memeranginya menciptakan tekanan pada ekonomi” ungkap Herbert.

Pinjaman pemerintah Inggris tercatat lebih tinggi daripada perkiraan Mei 2022, yakni mencapai 14 miiar poundsterling. Data Kantor Statistik Nasional mencatat, pembayaran bunga utang melonjak 70% pada tahun lalu menjadi 7,6 miliar poundsterling. Hal itu dipicu oleh pembayaran beberapa utang pemerintah Inggris, atau gilt, terkait dengan ukuran indeks harga eceran inflasi (yang mencapai 11,7% bulan lalu). Sehingga, ketika biaya hidup meningkat, tagihan bunga atas utang nasional ikut meningkat. Para analais mengatakan bahwa  ini adalah pembayaran bunga utang tertinggi ketiga yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam satu bulan dan pembayaran tertinggi sepanjang Mei tahun ini.

Beberapa ekonom mengatakan peningkatan pinjaman dan ekonomi Inggris yang melambat kemungkinan akan mendorong pinjaman pemerintah 20 miliar pundsterling lebih tinggi tahun ini. Paul Dales , kepala ekonom Inggris di konsultan Capital Economics mengatakan, dengan melemahnya ekonomi dan kenaikan suku bunga, keuangan publik mungkin akan berkinerja lebih buruk tahun ini .

Kepercayaan Bisnis Terimbas Penurunan

Gejolak ekonomi inggris juga ditandai oleh perlambatan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan di negara ini. Dari Survey S&P Global terhadap manajer pembelian Inggris tercatatt pertumbuhan pesanan baru saat ini adalah yang terlemah sejak Februari 2021. Seperlima perusahaan melaporkan bahwa omset mereka menurun bulan lalu dibandingkan dengan April, sementara 14% melaporkan kenaikan omset. Dan lebih dari sepertiganya mengatakan bahwa rekor harga energi telah mempengaruhi produksi, pemasok atau keduanya.

Mereka mengaku bahwa bisnis mereka terpukul karena inflasi. S&V Global juga mencatat bahwa kepercayaan bisnis di Inggris merosot ke level terlemah sejak Mei 2020, karena perusahaan khawatir tentang pelanggan yang mengurangi pengeluaran, dan dampak inflasi yang cepat pada prospek ekonomi jangka panjang. Kantor Statistik Nasional mencatat pengeluaran kartu kredit dan debit mengalami penurunan hampir semua kategori pengeluaran, termasuk pengeluaran bahan bakar.

Baca juga : Meski Melemah Terhadap Dolar, Rubel Masih Perkasa

Namun demikian, Inggris mencatatkan angka yang cukup baik terkait penciptaan lapangan kerja. Hal ini didukung adanya banyak perekrutan yang besar di sektor jasa. Besarnya kebutuhan SDM ini otomatis mendorong biaya. Untuk menutupinya, perusahaan menaikkan harga dan membebankan semua biaya tersebut kepada pelanggan.

Chris Williamson , kepala ekonom bisnis di S&P Global Market Intelligence seperti dikutip dari The Guardian mengatakan, Inggris menghadapi gangguan resesi dan inflasi yang trennya meningkat.”Meskipun ada beberapa tanda bahwa inflasi dapat segera mencapai puncaknya, data survei menunjukkan bahwa tingkat inflasi sementara itu akan tetap tinggi secara historis untuk beberapa waktu mendatang, dan Inggris tampaknya akan menghadapi resesi dan gangguan inflasi saat memasuki paruh kedua tahun ini” ujarnya.

 

Apriyani

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

9 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

9 hours ago

Wamen ESDM Dukung Adopsi Electrifying Lifestyle di Masyarakat

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More

10 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

11 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

11 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

13 hours ago