Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melalui Pokja Energi Transisi Kadin menyelenggarakan pertemuan dengan menteri keuangan Amerika Serikat untuk mempercepat transisi menuju energi bersih di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024.
Pertemuan ini membahas mengenai peluang dan mengatasi tantangan dalam investasi hijau melalui sektor EBT atau Energi Baru Terbarukan di Indonesia.
Asisten Menteri Keuangan AS, Alexia Latortue menuturkan, pada tahun 2023, Amerika Serikat telah berinvestasi di Indonesia sebesar US$500 juta dalam pembuatan panel surya dan modul surya.
Amerika Serikat merupakan negara keenam dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia, dimana nilai investasinya mencapai total USD9,4 miliar selama periode tahun 2018 hingga triwulan pertama tahun 2023. Dari total realisasi investasi tersebut, terdapat 5.683 proyek yang berhasil menyerap tenaga kerja sebesar 82.299 orang.
Baca juga : Kadin Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Capai 5,5 Persen
“Saat ini kami sudah menyetujui pembiayaan senilai USD1 miliar untuk proyek Geothermal di Indonesia. Dan senilai USD2,4 miliar lagi masih dalam negosiasi,” kata Alexia, dihadapan wartawan, Kamis, 11 Juli 2024.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan. banyaknya peluang dan potensi investasi yang dimiliki Indonesia dalam sektor energi terbarukan. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki NBS (Nature Based Solutions) terbesar kedua di dunia setelah Brazil, hingga 1,5 GtCO2/tahun.
“Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan dengan total 3.686 GW, yang terdiri dari tenaga surya sebesar 3.295 GW, tenaga air 95 GW, bioenergi 57 GW, tenaga angin 155 GW, energi panas bumi 24 GW, dan energi laut 60 GW. Namun, dari total kapasitas 3.686 GW tersebut, baru 12,54 MW yang telah dimanfaatkan.
Baca juga: Barang Impor China Balal Kena Bea Masuk 200 Persen, Ini Respons Kadin
Dengan mengembangkan potensi ini, Indonesia dapat memiliki lebih dari 1,1 terawatt kapasitas energi terbarukan dan dapat menjadi pemimpin dalam transisi global menuju energi terbarukan,” ucap Shinta, di Jakarta, Kamis 11 Juli 2024.
Sementara, Ketua Pokja Transisi Energi Kadin Indonesia, Anthony Utomo mengatakan investasi yang dilakukan oleh AS di Indonesia dapat membuka ruang lebih untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan, pengembangan teknologi hijau, serta menarik negara lain untuk turut serta berinvestasi di Indonesia pada sektor EBT.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam mengimplementasikan hal ini, seperti infrastruktur yang perlu ditingkatkan, regulasi yang mendukung, dan kesiapan sumber daya manusia yang memadai.
“Maka dari itu, melalui Pokja Transisi Energi Kadin kami akan menjembatani dan menyatukan berbagai pemangku kepentingan utama di sektor energi terbarukan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan solusi-solusi inovatif dan berkelanjutan,” pungkasnya (*) Ayu Utami
Editor : Galih Pratama