Jakarta – Presiden Joko Widodo telah meresmikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta pada Senin, 2 Oktober 2023. Kereta cepat yang juga disebut dengan ‘Whoosh’ ini memiliki trase sepanjang 142,3 kilometer (km), serta memiliki empat stasiun pemberhentian, diantaranya Stasiun Halim, Karawang, Padalatang, dan Tegalluar.
“Kecepatan kereta cepat Jakarta Bandung ini mencapai 351 km/jam sehingga mampu ditempuh dalam waktu 45 menit,” ujar Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI kepada Infobanknews seperti dikutip 3 Oktober 2023.
Adalah PT KAI, perusahaan moda transportasi darat milik negara (BUMN) yang memimpin proyek pembuatan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung. Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercantum pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung ‘Whoosh’ Diresmikan, Segini Harga dan Cara Pesan Tiketnya
Pada Peraturan Presiden ini juga, PT KAI ditugaskan oleh pemerintah sebagai pemimpin konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang menjadi partner dari Beijing Yawan HSR Co Ltd di dalam PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kereta Api Cepat Jakarta Bandung ini juga menjadi proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara.
“Tahun 2023 pun merupakan momen yang sangat penting dan prospektif bagi PT KAI. Dimana, kami menyelesaikan dua Proyek Strategis Nasional, yakni LRT Jabodebek dan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung. Keduanya mendapat respon positif dari masyarakat,” tutur Didiek.
Didiek mengungkapkan, PT KAI sudah berkembang pesat pasca pandemi COVID-19, baik secara kinerja keuangan maupun pelayanan. Tahun lalu, catatan keuangan KAI cukup mengesankan. Sepanjang 2022, PT KAI sukses meraup laba sebesar Rp1,78 triliun atau tumbuh 591,65%. Perolehan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kerugian tahun 2021. Pendapatan perusahaan pun ikut meroket hingga 42,75% menjadi Rp25,57 triliun. Pendapatan perusahaan ini disumbang oleh segmen angkutan dan usaha lainnya sebesar Rp22,96 triliun dan segmen konstruksi Rp2,61 triliun.
Sementara itu, di samping penyelesaian LRT Jabodebek dan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung, tahun ini KAI melakukan investasi peremajaan sarana yang terbesar sepanjang sejarah KAI, melakukan pengadaan sebanyak 612 kereta eksekutif dan ekonomi, 11 kereta luxury, 4 kereta panoramic, serta modernisasi kereta ekonomi menjadi Kereta Ekonomi New Generation yang semuanya dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada seluruh pengguna jasa transportasi kereta api.
Pengadaan kereta-kereta tersebut juga dilengkapi dengan pengadaan 16 trainset KRL baru yang dilakukan oleh KAI Commuter dalam rangka mendukung produksi dalam negeri. Sebagai bentuk inovasi layanan serta memberikan pengalaman baru, KAI juga segera menghadirkan kereta kompartemen dengan konsep Bima Reborn yang menawarkan pengalaman baru bagi pelanggan dalam menikmati perjalanan dengan kereta api.
Sejumlah pelayanan tersebut juga ditunjang dengan penerapan digitalisasi, diantaranya adalah penerapan Face Recognition Boarding System di stasiun-stasiun kereta api. Inovasi-inovasi tersebut dilaksanakan tentu dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan dan kenyamanan. Untuk itu, maka perawatan sarana dan prasarana dilakukan secara optimal dan good corporate governance (GCG) untuk memastikan keandalan operasional.
Baca juga: Catat! Penumpang Turun Tidak Sesuai Tiket Tujuan, KAI Bakal Beri Sanksi Hingga Denda
Di samping itu, PT KAI yang telah genap berusia 78 tahun pada 28 September 2023 lalu. Dalam perayaan ulang tahun tersebut, PT KAI mengangkat tema “Dengan Semangat Bersatu, Menuju KAI Baru, Untuk Indonesia Maju”. Tema tersebut diangkat untuk merepresentasikan persatuan dan semangat insan PT KAI dalam mencapai tujuan bersama untuk Indonesia Maju.
PT KAI juga turut mendukung target pemerintah dalam program net zero emission dengan menyusun road map Environmental, Social, And Governance (ESG). Sekaligus mulai mengimplementasikan penggunaan BBM B30 dan pembangunan panel surya di Stasiun Gambir, gedung kantor Jakarta Railway Center (JRC), kantor LRT Jabodebek, dan saat ini dalam tahap pembangunan 40 stasiun KAI akan dipasang panel surya baik di Jawa maupun di Sumatera.
Lebih lanjut, PT KAI pun terus memperhatikan aset terpenting perusahaan, yaitu pengelolaan SDM dengan terus meningkatkan kapabilitas dan kompetensinya melalui training, upscaling, dan rescaling. Hal itu dilakukan agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan tantangan masa kini dan masa akan datang.
“Dalam rangka perayaan HUT ke-78 KAI, saya mengajak seluruh insan KAI untuk sejenak merefleksikan diri menanamkan dalam hati dan pikiran bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan memiliki dampak. Setiap insan KAI memiliki peran dan tanggung jawab serta amanah untuk membawa perusahaan ini lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (*) Ayu Utami