Jakarta — Industri perbankan tengah dilanda pengetatan yang ditandai dengan dimulainya penerapan kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sebagian pegawainya
Financial Times bahkan berani menyatakan, bahwa ada sekitar 30 ribu karyawan bank yang bakal terimbas kebijakan tersebut. Perekonomian global yang masih belum menunjukkan percepatan, ditambah dengan tingkat investasi yang melambat serta perang dagang Amerika Serikat dan China turut membuat kusut prospek bisnis dan keuangan.
Berdasarkan catatan
Infobank, beberapa bank yang siap mengambil langkah pengurangan pegawai seperti Deutsche Bank AG, yang pada awal Juli mengumumkan rencana untuk keluar dari bisnis perdagangan ekuitas. Tak tanggung-tanggung, bank asal Frankfurt, Jerman, ini bersiap memangkas 18 ribu pekerjanya sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.Bank lain yang melakukan langkah serupa adalah HSBC Holding Plc, yang mau mengurangi karyawannya hingga 4 ribu orang, atau sekitar 2 persen pada awal Agustus. HSBC bahkan sudah menyiapkan sekitar US$700 juta untuk pesangon karyawan.
Kemudian ada Barclays yang bakal merumahkan sekitar 3 ribu karyawannya. Dari jumlah tersebut, juga termasuk karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela dan tak mendapatkan pesangon. Pada tahun 2018, raksasa bank asal Inggris ini melakukan PHK kepada 56 ribu karyawan.
Ada juga Nomura Bank yang melakukan restrukturisasi sebesar US$1 miliar, terimbas keputusan Inggris yang keluar dari Uni Eropa atau yang populer disebut Brexit. Sekitar 350 pegawai bakal diberhentikan secara global, yang sebagian besar bakal berasal dari operasi unggulan Nomura di Inggris, yang memiliki sekitar 2.000 staf.
Lalu ada raksasa perbankan asal New York, AS, Citigroup yang mengumumkan rencana memangkas jumlah pekerja di seluruh bisnis pendapatan tetap dan operasi perdagangan saham selama 2019. Jumlahnya mencapai 100 orang di unit ekuitas atau 10 persen dari tenaga kerja divisi tersebut. (*)