Selain mulai fokus ke segmen UMKM, perseroan juga tetap akan mengandalkan sektor infrastruktur yang dinilai masih sangat potensial. Kemudian, BNI juga melirik segmen pekerja migran Indonesia atau tenaga kerja Indonesia (TKI). “Kita juga akan garap TKI, bukan hanya remittance tapi juga bisnisnya. Ini belum ditangkap oleh perbankan di Indonesia yang punya cabang luar negeri. Kita akan fokus ke sana,” tambah Suprajarto.
(Baca juga: BNI Salurkan Kredit Usaha Rakyat ke 2.463 TKI)
Per akhir 2016, rasio kredit bermasalah atau NPL BNI sedikit naik menjadi 3 persen secara gross, dibanding dengan posisi 2,7 persen pada akhir 2015.
Direktur BNI, Putrama Wahju Setyawan menjelaskan, bahwa kenaikan NPL secara gross terutama disebabkan oleh dua debitor korporasi, dan yakin bisa membaik ke level 2,8-2,9 persen pada tahun ini. “Yakni Trikomsel dan Pan Maritime. Untuk penyelesaiannya terkait masalah hukum kepailitan sudah ada kesepakatan melalui pengadilan niaga. Mulai awal tahun ini, diharapkan Trikomsel bisa menyelesaikan kewajiban-kewajiban itu,” jelasnya. (*)
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More