Selain mulai fokus ke segmen UMKM, perseroan juga tetap akan mengandalkan sektor infrastruktur yang dinilai masih sangat potensial. Kemudian, BNI juga melirik segmen pekerja migran Indonesia atau tenaga kerja Indonesia (TKI). “Kita juga akan garap TKI, bukan hanya remittance tapi juga bisnisnya. Ini belum ditangkap oleh perbankan di Indonesia yang punya cabang luar negeri. Kita akan fokus ke sana,” tambah Suprajarto.
(Baca juga: BNI Salurkan Kredit Usaha Rakyat ke 2.463 TKI)
Per akhir 2016, rasio kredit bermasalah atau NPL BNI sedikit naik menjadi 3 persen secara gross, dibanding dengan posisi 2,7 persen pada akhir 2015.
Direktur BNI, Putrama Wahju Setyawan menjelaskan, bahwa kenaikan NPL secara gross terutama disebabkan oleh dua debitor korporasi, dan yakin bisa membaik ke level 2,8-2,9 persen pada tahun ini. “Yakni Trikomsel dan Pan Maritime. Untuk penyelesaiannya terkait masalah hukum kepailitan sudah ada kesepakatan melalui pengadilan niaga. Mulai awal tahun ini, diharapkan Trikomsel bisa menyelesaikan kewajiban-kewajiban itu,” jelasnya. (*)
Poin Penting BNI Sekuritas menggandeng Yayasan KSE melalui program CSR We Move, We Share, We… Read More
Poin Penting BRIDS dan Pegadaian meluncurkan layanan Gadai Efek Online di aplikasi BRIGHTS, memungkinkan investor… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More