Jakarta – PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT), perusahaan pelayaran dan pengangkutan batubara, bersiap untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam IPO tersebut, perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya sebesar 222.353.000 lembar saham, atau setara dengan maksimal 15,00 persen dari seluruh modal yang ditempatkan.
PSAT menetapkan harga penawaran umum perdana di kisaran Rp850–900 per saham. Dengan harga tersebut, perusahaan diperkirakan akan memperoleh dana segar hingga sekitar Rp200 miliar.
Baca juga: Pancaran Samudera Transport Mau IPO, Tawarkan Saham ke Publik dan Karyawan, Ini Rinciannya
Direktur PSAT, Wendi Arifin, mengungkapkan bahwa alasan perseroan mematok harga IPO dalam rentang tersebut adalah karena valuasinya yang dinilai lebih rendah dibandingkan saham-saham sektor transportasi lainnya.
Menurutnya, saham PSAT yang ditawarkan saat ini memiliki price to earnings ratio (PE ratio) sekitar 5,2 hingga 5,5. Sementara itu, perusahaan-perusahaan sejenis di sektor transportasi memiliki PE ratio di atas angka 8.
“Inilah yang menjadi kepercayaan dasar bagi kami bahwa valuasi saham dari tampilan sambutan transport akan menarik di mata investor,” kata Wendi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 24 Juni 2025.
Head of Capital Market-Investment Banking Trimegah Sekuritas Indonesia, Nurleni Febriana menambahkan, penentuan harga IPO tersebut juga didasarkan pada kinerja keuangan PSAT yang dinilai sangat baik dan ditopang oleh ekuitas yang tinggi.
Baca juga: Incar Rp152 M Lewat IPO, Ini Rencana Ekspansi Perusahaan Logistik Bos Alfamart
Diketahui, ekuitas PSAT saat ini telah mencapai Rp1,17 triliun dari modal awal sekitar Rp20 miliar. Peningkatan ekuitas tersebut berasal dari akumulasi keuntungan perusahaan selama bertahun-tahun.
“Itu sehingga bisa dipahami bahwa angka dari penambahan ekuitas itu adalah dari hasil laba perusahaan bertahun-tahun. Nah, tentu dari angka Rp850-900 ini, memang kita melihat penawaran ini kita berikan hanya 15 persen kepada masyarakat, sehingga perhitungannya, PE-nya itu tidak tinggi, jadi kecil,” tambah Nurleni dalam kesempatan yang sama. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More