Jakarta – Memasuki era digitalisasi saat ini yang terus berkembang pesat, telah menuntut perbankan, khususnya Bank Perekonomian Rakyat (BPR) untuk turut serta bersaing di tengah ketatnya transformasi digital.
Oleh karena itu, Chairman Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto menjelaskan, bahwa terdapat lima hal yang harus menjadi perhatian khusus dalam perkembangan BPR, diantaranya adalah ekosistem, hybrid model, resilien, imagination, dan terus belajar.
Baca juga: ‘Dipaksa’ Merger, OJK Bakal Pangkas 600 BPR Hingga 2027
Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Eko B. Supriyanto dalam Talkshow Infobank Digital bertema “Transformasi BPR di Tengah Ketatnya Persaingan dan Era Digitalisasi” secara virtual di Jakarta, 15 September 2023.
“Mencari ekosistem yang menurut kami menjadi sangat brutal sekarang ini, di mana masing-masing grup mempunyai ekosistem masing-masing, jadi semua orang mengatakan bahwa ekosistem ini menjadi kunci dari segala kunci,” ujarnya.
Lalu, faktor penting yang kedua adalah terkait dengan hybrid model antara online dan offline di sektor keuangan yang saat ini telah diadopsi oleh fintech-fintech yang menjadi pesaing dari BPR saat ini.
“BPR dengan namanya Bank Perekonomian Rakyat yang baru ini sesuai dengan UU P2SK juga harus sama pentingnya mempunyai hybrid model offline dan juga online harus sama sama bagus,” imbuhnya.
Kemudian, hal yang ketiga adalah terkait dengan ketahanan atau resilien suatu BPR juga harus terus diperkuat, agar mampu menghadapi gejolak-gejolak yang akan dihadapi nantinya.
“Resiliensi, jadi apapun industri juga harus punya daya tahan agar kita kuat di dalam melakukan strategi dan kuat melakukan bisnis ke depan,” ungkap Eko.
Hal keempat yang juga perlu disoroti adalah terkait dengan penciptaan ide-ide baru untuk transformasi BPR ke depannya yang nantinya dapat menjadi bekal bagi BPR bersaing dengan sektor keuangan lainnya.
Baca juga: Ada UU P2SK, Perbarindo Ajak BPR Lakukan Hal Ini
“Yang harus menjadi perhatian kita semua terutama di sektor keuangan terjadi persaingan ide-ide baru yang selalu muncul di sektor keuangan dan ide-ide baru selalu dicontoh oleh pemain-pemain baru kemudian terjadi suatu persaingan,” tambahnya.
Adapun, hal terakhir yang dapat dilakukan oleh BPR adalah terus mempelajari hal-hal ataupun kasus-kasus yang nantinya dapat memberikan dampak bagi perkembangan BPR di masa depan.
“Menurut saya mengenai kompetisi ide-ide imagination industri keuangan dan terutama BPR itu harus mempunyai suatu pembelajaran dari banyaknya kasus agar untuk mencapai sesuatu yang lebih baik,” tutupnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra