Jakarta – Kementerian Pertahanan Inggris mengungkapkan, pemerintah Rusia tengah mengubah aktivitas angkatan lautnya di Laut Hitam. Tujuannya untuk memberlakukan persiapan blokade terhadap Ukraina.
Rusia sendiri telah mundur dari perjanjian yang telah berlangsung hampir setahun yang diperantarai PBB dan Turki. Perjanjian itu memungkinkan pengiriman biji-bijian secara aman dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.
Baca juga: Kontroversi Ekspor Biji-Bijian, Perang Rusia-Ukraina Bakal Menjalar ke Laut Hitam
Sebelum tercapainya kesepakatan tersebut, invasi Rusia sudah menghentikan ekspor biji-bijian sehingga memperburuk krisis pangan global.
Dalam laporannya, korvet Rusia Sergey Kotov telah dikerahkan ke Laut Hitam untuk berpatroli di jalur pelayaran antara Selat Bosporus dan kota pelabuhan Odesa di bagian selatan Ukraina.
“Ada kemungkinan realistis bahwa kapal itu akan menjadi bagian dari satu gugus tugas untuk mencegat kapal-kapal komersial yang oleh Rusia diyakini sedang menuju Ukraina,” kata kementerian Inggris tersebut, dilansir VOA Indonesia, Kamis (27/7).
Sementara itu, AS akan mengirim tambahan bantuan militer. Persenjataan itu disediakan melalui otoritas penarikan oleh Presiden yang memungkinkan pengiriman secara cepat peralatan dan layanan pertahanan dari cadangan AS.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Laut Hitam, Jalur Ekspor Biji-Bijian Rusia dan Ukraina
Diketahui, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina kian memanas. Bahkan, konflik bersenjata antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky semakin meluas ke wilayah Laut Hitam.
Terbaru, aliansi negara-negara dari Eropa dan Amerika Utara (NATO) turun tangan dalam meningkatkan pengawasan di wilayah Laut Hitam setelah Rusia keluar dari kesepakatan biji-bijian Ukraina. (*)
Editor: Galih Pratama