Sementara guna menyeimbangkan komponen inflasi administered prices di tahun ini, kata Mirza, perlu upaya agar inflasi secara tahunan di 2017 dapat terjaga dan tak lebih dari 4 persen. Salah satunya dengan pengendalian komponen inflasi volatile food yang belakangan selalu berfluktuasi.
“Pengendalian inflasi menjadi sangat penting terutama volatile food. Inflasi itu memakan daya beli masyarakat. Masyarakat yang miskin jadi tambah miskin. Lalu, inflasi juga memakan daya beli uang,” ucap Mirza.
Baca juga: Inflasi Administered Price Picu Perlambatan Ekonomi 2017
Dia menilai, meningkatnya laju inflasi bisa berdampak pada laju nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dolar AS. Maka dari itu, laju inflasi perlu di jaga di level yang sama di sepanjang 2016 yakni kisaran 3 persen. Terlebih, kata dia, harga minyak yang mulai naik menjadi momentum tersendiri bagi Indonesia.
“Kalau inflasi bisa di level 3 persenan atau mudah-mudahan tidak lebih dari 4 persen itu bagus, di tengah harga minyak yang mulai naik nih. Kalau harga minyak naik, ini berdampak kepada harga energi. Jadi kita harus tahu apa yang harus kita lakukan,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More