Jakarta – Laju inflasi di bulan November 2019 secara tahunan diprediksi akan lebih rendah dibandingkan periode bulan sebelumnya. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) laju inflasi selama November diprediksi sebesar 3,04%. Proyeksi tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan laju inflasi selama Oktober 2019, di mana inflasi tercatat 3,13% (yoy).
“Berdasarkan SPH Minggu ketiga November, BI memperkirakan inflasi di November yaitu sebesar 0,18% secara month to month (mtm), sementara secara tahunan 3,04% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat 22 November 2019.
Perry menjelaskan, dua komoditas seperti cabai merah dan rabai rawit masih menyumbang deflasi. Sementara itu komoditas yang masih menyumbang inflasi antara lain seperti bawang merah, daging ayam ras dan beberapa komoditas lain. Pendorong deflasi yaitu cabe merah 0,07%, cabe rawit 0,02%.
“Ini menunjukkan kalau inflasi sampai dengan November (2019) masih rendah dan terkendali,” kata Perry.
Sementara beberapa penyumbang inflasi ialah komoditas bawang merah 0,08%, daging ayam ras 0,05% serta beberapa komoditas lain. Hingga akhir tahum, pihaknya optimis hingga akhir tahun capaian inflasi masih dalam sasaran target Pemerintah serta di bawah target pemerintah pada kisaran 3,1%. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More