Moneter dan Fiskal

Inflasi Februari 2024 Sentuh 0,37 Persen, Efek Lonjakan Harga Beras

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2024 inflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,58.

Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2024 terhadap Februari 2023) tercatat 2,75 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,41 persen.

“Tingkat inflasi bulanan Februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun lalu,” ujar M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksidalam Rilis BPS, Jumat, 1 Maret 2024.

Baca juga: BI Was-was Penurunan Inflasi Global Masih Tertahan

Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00 persen mtm dengan andil 0,29 persen.

“Dengan komoditas penyumbang inflasi terbesar, yaitu beras dengan andil inflasi 0,21 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, serta komoditas daging ayam ras 0,02 persen,” jelasnya.

Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi 0,04 persen, tomat 0,03 persen, serta cabai rawit 0,02 persen.

Selanjutnya, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, terdapat 26 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi di Februari 2024 terjadi di Provinsi Sumatra Barat sebesar 1,17 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 1,19 persen.

Berdasarkan komponen, inflasi inti pada Februari 2024 sebesar 0,37 persen, secara dominan didorong oleh seluruh komponen terutama harga bergejolak.

Baca juga: Daya Beli Masih “Ngos-Ngosan”, Ada Fenomena “Makan Tabungan”, Lalu Siapa Jadi Menkeu?

Secara rinci, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah minyak goreng, nasi dengan lauk, emas perhiasan dan mobil.

Kemudian, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,15 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Penyumbang utama deflasi komponen harga diatur pemerintah adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara.

Sedangkan, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,53 persen dengan andil inflasi 0,25 persen. Penyumbang utama inflasi tersebut adalah komoditas beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan kentang. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

9 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago