Jakarta–Laju inflasi yang diprediksi bakal meningkat di 2017 disebabkan oleh komponen harga yang ditentukan pemerintah (administered prices), akan menekan kemampuan konsumsi masyarakat yang mendorong kembali perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun ini.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, di Jakarta, Senin, 6 Februari 2017. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun ini diperkirakan bakal melambat menjadi 4,9 persen.
Baca juga: Inflasi Tinggi di Januari Dipicu oleh Kenaikan Tarif STNK
“Komponen administered prices tekan konsumsi, sehingga pertumbuhan ekonomi di Kuartal I-2017 diprediksi 4,9 persen,” ujarnya.
Kebijakan menaikkan harga secara serentak oleh pemerintah justru akan menekan laju konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. “Seharusnya kenaikan harga untuk administered prices tidak dilakukan serentak yang akhirnya kenaikan harga merembet ke barang-barang lain,” ucapnya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting PINTU meluncurkan fitur Auto DCA Explore Plans untuk memudahkan investor berinvestasi rutin dengan… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More