Sementara itu, guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, kata Enny, seharusnya pemerintah tidak membuat kebijakan yang memicu kenaikan harga barang. “Pada Januari tahun ini saja serentak menaikkan biaya STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), tarif tenaga listrik dan bahan bakar minyak,” paparnya.
Baca juga: BI Minta Kenaikan Harga BBM Saat Inflasi Rendah
Padahal, lanjut dia, sejak Kuartal IV-2016 pemerintah dianggap gagal mengendalikan harga pangan yang memicu kenaikan inflasi dari komponen harga pangan bergejolak (volatile foods). “Tanpa adanya pengendalian pangan dan kenaikan serentak di administered prices, maka dipastikan akan menekan konsumsi rumah tangga,” tukas Enny.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2016 yang tercatat sebesar 5,02 persen atau mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di 2015 sebesar 4,88 persen. Perbaikan ekonomi di sepanjang tahun lalu didorong oleh perbaikan ekspor. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting OJK menyetujui konsolidasi 130 BPR/BPRS sepanjang 2025, yang telah digabung menjadi 45 BPR/BPRS… Read More
Poin Penting Danantara Indonesia melalui DIM menandatangani HoA dengan PLN untuk menjajaki investasi proyek energi… Read More
Poin Penting OJK resmi menerbitkan POJK 32/2025 untuk mengatur penyelenggaraan Buy Now Pay Later (BNPL/paylater)… Read More
Poin Penting Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sindikasi Rp870 miliar untuk proyek properti Borneo Bay… Read More
Poin Penting OJK optimistis kinerja perbankan 2026 tetap positif didukung tren penurunan suku bunga. Penurunan… Read More
Poin Penting Perundingan dagang RI–AS (ART) ditargetkan rampung dan ditandatangani awal 2026 RI buka akses… Read More