Jakarta–Pelambatan ekonomi global saat ini telah menyeret semua sektor bisnis tak terkecuali industri semen. Industri ini menjadi salah satu sektor yang terkena imbas dari pelemahan ekonomi global.
Sehingga tak sedikit pemain semen yang mulai menaikan harga jual, seiring meningkatnya ongkos produksi.
Bagaimana dengan tahun depan? Apakah industri ini dianggap masih cantik, sejalan dengan pembangunan infrastruktur yang dijalankan pemerintah?
Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso mengungkapkan proyek infrastruktur sendiri bisa dipercepat lagi mulai awal tahun depan. Alasannya, karena selama ini belanja infrastruktur pemerintah baru terealisasi pada semester II tahun ini, sehingga angka penjualan semen baru tampak positif di semester II tahun depan.
“Tahun depan, pemerintah canangkan Februari-Maret proyek sudah bisa jalan. Sekarang baru semester 2, proyek bisa jalan, jadi sudah tidak ada masalah. Kementerian (teknis) sudah siap, dulu ada pemilihan dirjen. Sekarang sudah normal semua,” kata Widodo di Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2015.
Sementara pada kesempatan sama Direktur Utama Semen Indonesia Suparni menambahkan industri semen menjadi salah satu penunjang utama pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Industri ini berkontribusi memasok kebutuhan konstruksi dan juga berpean mengakselerasi pengembangan industri lainnya.
“Semester I (Maret – Juli) penjualan semen masih lesu, Agustus tumbuh 17,8% dibanding Agustus 2014 kalau September tumbuh 2,6%. Situasi sekarang sudah meningkat, sampai akhir tahun bisa tumbuh 3-4%,” ungkapnya. (*) Dwitya Putra