Jakarta–Perekonomian nasional dinilai masih belum berjalan dengan maksimal. Terutama dari sisi daya beli masyarakat yang belum membaik. Hal ini membuat industri ritel terpengaruh, tak terkecuali industri alat tulis.
“Penjualan saya lihat stagnan, daya beli mengalami sedikit kemunduran. Pelaku ekonomi seperti pedagang juga terlihat kemunduran pembayaran. Semua makro kami lihat begitu. Tunggu situasi lebih baik,” ucap CEO PT Standardpen Industries, Megusdyan Susanto di Jakarta, Selasa, 18 Juli 2017.
Standardpen Industries pembuat bolpoin merek Standard sendiri memiliki kapasitas produksi sebesar 1 miliar batang. Namun, lanjut Megusdyan, saat ini produksi perseroan sekitar 70-80 persen dari kapasitas produksi.
Hasil produksi perusahaan yang didirikan pada 1962 ini mayoritas untuk memenuhi permintaan di pasar dalam negeri. Namun demikian, 20 persen produksi dialokasikan untuk pasar ekspor dengan tujuan terutama negara-negara Asia Tenggara. “Malaysia, Filipina dan Thailan tiga besar penjualan ekspor,” ucap Megusdyan. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More