Jakarta – Kinerja Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri Syariah (BRK Syariah) di 2024 seperti lokomotif yang melaju kencang di jalur pertumbuhan. Bank ini berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 19,59 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp339,37 miliar. Capaian ini jauh melampaui pertumbuhan laba industri perbankan yang tercatat 4,88 persen.
Mengutip laporan keuangan publikasi BRK Syariah yang dirilis Kamis, 20 Maret 2025, kinerja laba yang positif itu ditopang oleh peningkatan pendapatan dari penyaluran dana yang tumbuh 8,99 persen menjadi Rp2,33 triliun.
Di sisi lain, bagi hasil untuk pemilik dana investasi meningkat 9,38 persen menjadi Rp926,72 miliar. Setelah distribusi bagi hasil, BRK Syariah mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp1,40 triliun, tumbuh 8,74 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Di Atas Industri! Laba Bank Kaltimtara Tumbuh 37,93 Persen di 2024 jadi Rp549,73 Miliar

Meskipun beban operasional juga meningkat 7,35 persen menjadi Rp953,87 miliar, efisiensi tetap terjaga dengan rasio BOPO yang turun menjadi 81,82 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 82,63 persen dan lebih efisien dibandingkan rata-rata industri perbankan yang sebesar 81,30 persen. Dengan BOPO yang lebih rendah dari batas ideal 85 persen, BRK Syariah menunjukkan kemampuan dalam mengelola biaya operasional secara optimal.
Lebih jauh, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BRK Syariah tumbuh 3,51 persen menjadi Rp24,316 triliun. Komposisi DPK mengalami pergeseran dengan peningkatan deposito sebesar 24,01 persen menjadi Rp14,28 triliun, sementara giro turun 54,05 persen menjadi Rp1,92 triliun dan tabungan naik 4,09 persen menjadi Rp8,11 triliun.
Di sisi pembiayaan, BRK Syariah tetap mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 7,08 persen menjadi Rp21,607 triliun. Pencapaian ini patut diapresiasi mengingat kondisi ekonomi yang penuh tantangan.
Lebih menggembirakan, kualitas pembiayaan BRK Syariah menunjukkan perbaikan yang tercermin dari penurunan rasio non performing financing (NPF). NPF gross turun dari 2,48 persen menjadi 2,37 persen, sementara NPF net turun dari 0,45 persen menjadi 0,39 persen. Angka ini jauh di bawah batas aman yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen, menandakan kualitas aset yang semakin baik.
Dari sisi aset, BRK Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,16 persen menjadi Rp30,86 triliun. Meskipun masih di bawah rata-rata industri yang tumbuh 5,91 persen, capaian ini tetap menunjukkan ketahanan dan perkembangan positif bagi bank.
Rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 21,18 persen, sedikit turun dari 22,11 persen tahun sebelumnya, namun masih sangat kuat untuk mendukung ekspansi bisnis. Dari sisi profitabilitas, rasio ROA meningkat dari 1,33 persen menjadi 1,43 persen, dan ROE naik dari 8,98 persen menjadi 10,42 persen, menunjukkan peningkatan efektivitas BRK Syariah dalam mengelola modal.
Dari sisi efisiensi operasional, net operating margin (NOM) BRK Syariah meningkat dari 0,80 persen menjadi 1,08 persen, sementara net imbalan (NI) naik dari 4,67 persen menjadi 4,98 persen, melampaui rata-rata industri yang berada di 4,62 persen.
Baca juga: Bank Maluku Malut Kantongi Laba Rp148,05 Miliar di 2024, Ini Faktor Penopangnya
Di sisi likuiditas, financing to deposit ratio (FDR) BRK Syariah naik menjadi 88,86 persen, sedikit di atas rata-rata industri sebesar 88,57 persen. Meskipun meningkat, rasio ini masih berada dalam kisaran ideal 78-92 persen, menandakan keseimbangan antara ekspansi pembiayaan dan likuiditas.
Secara keseluruhan, kinerja BRK Syariah di 2024 menunjukkan peningkatan yang solid di berbagai aspek, dari pertumbuhan laba yang melampaui industri, peningkatan efisiensi, hingga perbaikan kualitas pembiayaan.
Dengan fundamental yang semakin kuat, menurut Infobank Institute, bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepulauan Riau ini berada di jalur yang tepat untuk terus berkembang dan memberikan nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan. (*) Ari Nugroho