Jakarta — PT Sekawan Sumber Sejahtera ikut memberikan apresiasi untuk peluang terbukanya pasar yang lebih luas bagi produk kayu olahan industri dalam negeri. Salah satu upaya tersebut diyakini perseroan bisa terealisasi lewat Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) yang dihelat 11-14 Maret 2019 di Jakarta.
Pameran ini juga membuktikan industri kayu olahan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak dan berorientasi ekspor. Hal ini pun ditegaskan oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto saat meresmikan pembukaan pameran. Hartarto mengatakan, bahwa pemerintah sangat mendorong peningkatan sektor manufaktur yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak dan berorientasi ekspor.
“Industri kayu dan kehutanan banyak berhubungan langsung dengan petani dan mempunyai ratusan buruh. PT Sekawan Sumber Sejahtera di Temanggung sebagai salah satu pelaku industri kehutanan di sektor hilir menyambut positif langkah-langkah makro yang diambil pemerintah untuk penguatan struktur ekonomi nasional sehingga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” kata Direktur Operasional PT Sekawan Sumber Sejahtera Budi Handoko di Jakarta, Rabu (13/3).
Dalam relaksasi Daftar Negatif Investasi (DIN) yang baru diterbitkan pada tahun 2018 lalu, sektor industri kehutanan merupakan salah satu sektor yang dibuka untuk UMKM-K, PMDN dan PMA, untuk meningkatkan efisiensi dan ekspor. Sebagai industri padat karya, percepatan ketersediaan lapangan kerja diharapkan akan tercipta dengan masuknya investor dalam dan luar negeri.
Dengan adanya kelonggaran dari sumber investasi luar negeri tersebut, Sumber Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) menjabarkan bahwa produksi kayu lapis Indonesia bisa naik dari 3,5 juta meter kubik menjadi 9,5 juta meter kubik. Di sektor ekspor, dari 3 juta meter kubik menjadi 7,5 juta meter kubik.
“Hal ini juga akan mendorong potensi penyerapan tenaga kerja langsung, dari 50.000 orang, naik menjadi 175.000 orang,” kata Budi Handoko.
Sementara untuk menembus pasar Amerika Serikat, PT Sekawan Sumber Sejahtera juga telah mendapatkan kelulusan dari Mutu Certification International, yang menyebutkan bahwa kayu lapis yang diproduksi sudah memenuhi standar emisi formaldehyde.
Sebagai salah satu perusahaan yang mempunyai jumlah tenaga kerja yang berjumlah ratusan, Perseroan, menurut Budi ikut menggantungkan harapan agar industri kayu lapis sebagai salah satu industri rekanan dan pndukung untuk produk furnitur Indonesia di pasar internasional, berupa adanya keringanan pajak (tax allowance) dalam rangka mendorong pengembangan SDM berbasis ketrampilan atau keahlian tertentu, yang siap terjun dalam lapangan pekerjaan di pengolahan dan teknologi perkayuan.
Budi menambahkan, pihaknya juga memberi pembinaan tenaga kerja dalam bentuk pelatihan dan pengenalan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan mesin produksi untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja.
“Dari segi penyerapan tenaga kerja, sebagaian besar pekerja berasal dari Temanggung sendiri, walaupun ada sejumlah tenaga kerja yang berasal dari luar Temanggung. Dengan komposisi pekerja pria sebesar 90 persen dan 10 persen pekerja wanita,” tuturnya.
Dan dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kerja sekaligus menjalin silaturahmi dengan segenap tenaga kerja, menurutnya, staf manajerial dan administrasi bersama manajemen perusahaan PT Sekawan Sumber Sejahtera, acara yang bertajuk employee gathering diagendakan pada akhir tahun 2018 lalu.
“Employee gathering ini diisi dengan kegiatan meningkatkan motivasi, introspeksi dan pembekalan agar bisa mengarungi tahun2019 dengan kesadaran dan tanggung jawab masing-masing,” tukas Budi.
Selain itu, sambungnya, dalam kegiatan tahunan yang berkaitan dengan perayaan keagamaan pun, perseroan melalui kegiatan yang dilakukan oleh pekerja dan karyawan, juga memberikan bantuan langsung berupa kayu lapis kepada sekolah / madrasah dan rumah ibadah, sebagai perwujudan kesetiakawanan sosial. (*)