Bali – Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi ekonomi syariah yang besar berpeluang mendorong peningkatan produk domestik bruto (PDB) nasional Indonesia hingga sebesar USD5,1 miliar dengan didukung oleh pertumbuhan ekspor halal dan substitusi impor.
Sekretaris Jenderal PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), yang juga sebagai Komisaris Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Iggi Haruman Achsein menyampaikan bahwa Indonesia telah mencanangkan diri sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah pada 2024.
“Visi ini tentu sudah sepatutnya kita bisa dorong bersama walaupun saat ini memang Indonesia masih menduduki peringkat ke-4 pada global Islamic economi indicator di 2022, masih tertinggal dari Malaysia, Arab Saudi, dan UAE masih punya 2 tahun untuk menyusul dan menjadi peringkat pertama,” ujar Iggi dalam acara Islamic Finance Summit 2022 yang digelar Infobank Media Group dan MES di The Stones Hotel Bali, 22 September 202
Kapabilitas Indonesia dalam mendukung pasar halal Indonesia melalui sektor makanan halal, fashion muslim, dan keuangan syariah yang menunjukan bahwa Indonesia mampu menjadi pemain inti dalam industri global.
Adapun total aset keuangan syariah telah tumbuh sebesar 13,8% yoy mencapai Rp2.050 triliun atau USD143 miliar meningkat dari yang sebelumnya Rp1.800 triliun. Untuk pasar modal syariah memiliki porsi terbesar dalam total aset tersebut sebesar 60,27% dengan pertumbuhan 14,8% yoy.
“Perbankan syariah dengan pangsa pasar 33,83% tumbuh sebesar 13,94% dan IKNB syariah yang memiliki porsi 5,9% dari total aset keuangan syariah juga tumbuh sekitar 3,9%,” imbuhnya.
Sehingga, keuangan syariah Indonesia secara kualitatif masih mencatatkan prestasi yang baik ditunjukan dengan mempertahankan peringkat kedua dalam Islamic Finance Development Indicator tahun 2021.
Oleh karena itu, pemerintah juga terus mendukung pengembangan industri keuangan syariah nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia, serta untuk mendorong produksi halal di Indonesia, termasuk UMKM agar dapat berdaya saing di ranah domestik dan global. (*) Khoirifa