Indonesia Infrastructure Finance Terbitkan Surat Berharga Perpetual, Segini Imbal Hasilnya

Indonesia Infrastructure Finance Terbitkan Surat Berharga Perpetual, Segini Imbal Hasilnya

Jakarta – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) telah berhasil menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan IIF Tahun 2023 dengan nilai emisi sebesar Rp355,19 miliar pada 10 Januari 2024 yang lalu.

Presiden Direktur IIF, Reynaldi Hermansjah mengatakan tingkat imbal bagi hasil yang telah ditetapkan, sebesar 8,25 persen tergolong kompetitif untuk menarik minat dan partisipasi publik.

“Hal tersebut merupakan upaya kami dalam melibatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung pertumbuhan proyek infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia,” ucap Reynaldi dalam sambutannya di BEI, 15 Januari 2024.

Baca juga: BEI Targetkan Investor Pasar Modal Syariah Tembus 1 Juta di 2024, Begini Jurusnya

Adapun, sebelumnya IIF juga telah menerbitkan Kupon Obligasi Berkelanjutan II IIF Tahap I Tahun 2023 yang memberikan imbal hasil sebesar 6,45 persen untuk tenor 370 hari, 6,70 persen untuk tenor tiga tahun dan 6,80 persen untuk tenor lima tahun.

Sebagai informasi, Surat Berharga Perpetual yang diterbitkan IIF di tahun 2024 merupakan instrumen tematik yang diterbitkan dengan tujuan utama yaitu memperkuat struktur modal IIF.

“Dana yang berhasil dihimpun tersebut kemudian akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur berkelanjutan yang berlandaskan prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) di Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga: Kapitalisasi Pasar Modal RI Kalah dari Negara Tetangga, Ini yang Akan Dilakukan OJK

Di mana, Surat Berharga Perpetual ini tidak memiliki jangka waktu, namun instrumen ini memiliki opsi tebus atas pelunasan pokok pada tahun ke-5 dan setiap ulang tahun penerbitan sesudahnya.

“Dengan penerbitan dua instrumen ini, kami sangat bergembira bisa turut serta berpartisipasi dalam memperkaya keberagaman instrumen di Pasar Modal Indonesia, khususnya melalui BEI. Serta turut meningkatkan jumlah instrumen berbasis keberlanjutan atau apa yang sering dikenal dengan Green Instruments,” ujar Reynaldi. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News