Jakarta – Indonesia dengan segudang nilai lebih yang dimiliki, telah menjelma menjadi wilayah yang ramah untuk industri perbankan digital. Mulai dari kebijakan regulasi yang adaptif dan akomodatif, sampai bonus geografis, menjadi pondasi perkembangan industri perbankan digital ke depan.
“Secara overall, dari pemerintah, OJK, dan Bank Indonesia itu semua sangat mendukung, dan itu sangat baik. Kedua, dengan hadirnya banyak digitalisasi tentu itu juga sangat baik ya, memudahkan kami dalam mengedukasi masyarakat. Dan ketiga, kita lihat semua data demografis sangat mendukung ya. Bonus demografi adalah sesuatu yang nyata,” ujar Executive Director Digital Bank Head PT Bank UOB Indonesia, Fajar Septandri Maharjaya, di Jakarta, Jumat, 9 September 2022.
Ia mengatakan bahwa rata-rata usia penduduk Indonesia yang berada di angka 29,7 tahun adalah salah satu faktor pendorong utama akselerasi industri perbankan digital, ditopang juga oleh beberapa unsur lainnya seperti kepemilikan smartphone yang sudah sangat meluas di Indonesia.
“Kalau kita lihat dulu, pengguna mobile phone tinggi, tapi smartphone masih ada gapnya. Sekarang justru hampir sama jumlah antara pengguna mobile phone dan smartphone. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa sebagian besar pengguna mobile phone adalah pengguna smartphone juga,” tutur Fajar.
Dirinya pun optimis, industri perbankan digital nasional akan bertumbuh pesat ke depan. Optimisme tersebut turut in line dengan data yang ada. Wakil Kepala Badan III Sistem Pembayaran Digital dan Neobank KADIN Indonesia, Kaspar Situmorang, menyatakan, nilai transaksi digital banking pada tahun 2021 mencapai Rp39.841,4 triliun atau tumbuh 45,64% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Minat masyarakat bertransaksi keuangan digital semakin meningkat. Pada tahun 2021, setidaknya sudah 7 bank telah resmi menjadi jasa keuangan digital di Indonesia, yang sebelumnya merupakan bagian dari perbankan konvensional, serta bagian dari Fintech maupun bagian dari Technology Platform.
Baca juga: Bank Digital Perlu Cari Strategi Bisnis Baru Untuk Tumbuh Berkelanjutan
Lalu, penelitian yang dilakukan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada tahun 2020 menemukan bahwa 40 dari total 110 bank di Tanah Air berpotensi menghasilkan atau menjadi jasa keuangan digital di masa depan karena percepatan digitalisasi. (*) Steven Widjaja