Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 sebesar 124,4, lebih tinggi dibandingkan 123,4 pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan survei konsumen yang diterbitkan BI, disebutkan bahwa meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2024 didorong oleh menguatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Di Agustus 2024, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat sebesar 114,0. Peningkatan IKE Agustus 2024 terutama didorong oleh Indeks Penghasilan Saat Ini yang meningkat 1,5 poin menjadi sebesar 122,9.
Baca juga: Ini Bukti Nyata Pentingnya Peran Kelas Menengah untuk Ekonomi Indonesia
Kemudian, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) juga tetap terjaga pada area optimis, masing-masing sebesar 107,6 dan 111,5.
Adapun, keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian durable goods terpantau meningkat terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran lebih dari Rp5 juta
Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada Agustus 2024 sebesar 134,9. Menguatnya lEK didorong oleh peningkatan seluruh komponennya, yaitu ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha, masing-masing meningkat menjadi sebesar 140,0, 132,2, dan 132,6.
Di sisi lain, ekspektasi konsumen terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan terpantau meningkat dengan peningkatan tertinggi pada tingkat pengeluaran >Rp5 juta.
Baca juga: OJK: Penurunan Kelas Menengah Tak Berdampak Signifikan ke Sektor Jasa Keuangan
Pada Agustus 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio), proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio), dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat relatif stabil dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu masing -masing sebesar 73,5 persen, 10,9 persen, dan 15,7 persen.
Proporsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada tingkat pengeluaran Rp1 – 3 juta. Di sisi lain, porsi cicilan pinjaman terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp1 – 4 juta. (*)
Editor: Galih Pratama