Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan nilai tukar rupiah pada tahun 2021 mendatang akan bergerak diatas Rp15.000/US$ ditengah ketidakpastian pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19.
Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan asumsi makro APBN 2021 yang dipatok untuk Nilai Tukar Rupiah berada pada kisaran 13.700/US$ hingga 14.900/US$. Ekonom Indef Eko Listiyanto mengatakan, beberapa faktor akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar di awal tahun 2021, salahsatunya ialah adanya Pemilu di AS pada akhir tahun 2020.
“Sisa 2020 akhir tahun ada Pemilu AS sungguhpun dilaksanakan pandemi belum berakhir dan ini bakal berpengaruh pada fluktuasi nilai tukar di 2021 tentunya,” jelas Eko dalam diskusi INDEF Meneropong Arah Makroekonomi di Jakarta, Selasa 25 Agustus 2020.
Tak hanya itu, menurutnya ditengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Indonesia (BI) masih berpotensi untuk menurunkan bunga acuan miliknya pada akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021. Faktor tersebut juga dipercaya akan mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
“Ada proyeksi BI rate turun 25 bps karena ada kaitannya akhir tahun Pemilu AS itu jadi gambaran utama Pemerintah dilihat sisi 14.900 itu hanya rata rata,” tambah Eko.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (25/8) kurs rupiah berada pada posisi 14.632/US$ terlihat menguat dari posisi 14.794/US$ pada perdagangan kemarin (24/8). (*)
Editor: Rezkiana Np