Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal III-2022 penyumbang utama pertumbuhan ekonomi 5,72% yaitu masih di dominasi oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,39%, meski melambat dibandingkan dengan kuartal II-2022 yang sebesar 5,51%.
Nailul Huda Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan, perlambatan tingkat konsumsi tersebut salah satunya disebabkan karena dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada September 2022 lalu.
“Impact dari adanya kenaikan BBM mulai terlihat dari ekspektasi konsumsi yang melambat dan pergerakan masyarakat pasca penetapan harga BBM,” ungkap Nailul kepada dikutip Infobank, Selasa, 8 November 2022.
Lebih lanjut, dirinya memperkirakan dampak dari kenaikan harga BBM akan terasa di kuartal IV-2022. Untuk itu, pengendalian inflasi sangat penting untuk mengantisipasi nilai inflasi yang tinggi akibat dampak dari kenaikan BBM.
“Pengaruh kenaikan harga BBM akan terasa di kuartal IV-2022 karena kuartal III-2022 kan dimulai dari Juli-September,” jelasnya.
Selain itu, dia menambahkan, bahwa di kuartal IV-2022 juga akan mulai terasa efek dari kenaikan suku bunga, ini juga yang bisa berdampak pada penurunan investasi dan kenaikan pengangguran di awal tahun 2023. (*) Irawati
Poin Penting Waskita Karya raih kontrak baru Rp290,84 miliar untuk membangun Jalan Perbaikan Geometrik Batas… Read More
Oleh Mudrajad Kuncoro, Guru Besar Sekolah Vokasi UGM dan Penulis Buku “Manajemen Keuangan Internasional” PROYEK… Read More
Poin Penting IPO Superbank (SUPA) oversubscribed 318,69 kali dengan lebih dari 1 juta order, mencerminkan… Read More
Poin Penting IHSG ditutup menguat 0,43% ke level 8.686, dengan mayoritas sektor positif, terutama teknologi… Read More
Poin Penting Pemerintah perkirakan 119,5 juta orang atau 42,01% penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan selama… Read More
Poin Penting RUPSLB WIKA menyetujui tiga agenda strategis, yakni perubahan Anggaran Dasar, kewenangan persetujuan RKAP… Read More