Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (Bank Sumut) akan memperkuat bisnisnya di luar Sumatera Utara dengan menggunakan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO.
Strategi ini sejalan dengan rencana Bank yang akan mengalokasikan 80% dana hasil IPO untuk modal kerja, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif.
“Bank Sumut juga punya cita-cita tidak hanya beroperasi di Sumatera Utara. Kita ingin paling tidak ada di Sumatera, salah satu langkah strategis yang dilakukan di ujung tahun lalu Bank Sumut membuka kantor cabang di Pekanbaru. Nantinya di tahun ini juga kita kan membuka cabang di Riau, di Jambi dan Palembang,” ungkap Plt. Direktur Utama Bank Sumut, Hadi Sucipto, Senin 9 Januari 2022.
Bank Sumut, kata Hadi, terus mengoptimalkan pasar yang ada di Sumatera Utara. Dengan rata-rata APBD Sumatera Utara yang mencapai Rp60 triliun merupakan potensi yang sangat besar bagi Bisnis Bank Sumut. Salah satu yang menjadi captive market bagi Bank Sumut adalah kredit Aparatur Sipil Negara (ASN). Sayangnya saat ini menurut Hadi, baru sekitar 56% kredit ASN yang dilayani Bank Sumut.
“Dari seluruh captive market Bank Sumut itu kami selama ini melayani sekitar 56% artinya ada potensi 46% lagi yang harus kita garap,” ungkapnya.
Hingga Desember 2022, Bank Sumut memiliki 1 Kantor Pusat 283 Unit Kantor dan 36 Mobil Kas serta 354 Unit ATM tersebar di Provinsi Sumatera Utara’ DKI Jakarta, Batam dan Pekan Baru. ATM Bank terintegrasi dengan jaringan ATM BERSAMA sehingga dapat melakukan transaksi di lebih 40.000 ATM yang tersebar di Seluruh Indonesia.
Sesuai prospektus, bank daerah milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sumatra Utara ini telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak- banyaknya 2.934.798.300 saham (mewakili 23 persen dari total saham Bank Sumut usai IPO) mulai Kamis 5 Januari hingga Rabu 18 Januari 2023.
Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut menetapkan harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham sehingga perseroan sebanyak-banyak dapat memperoleh dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun. (*) Dicky F.