Banyuwangi – PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) menargetkan pembiayaan bank tumbuh mencapai 10% pada semester II-2023.
Ainul Yaqin, Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah mengatakan pada semester pertama tahun ini, BTPN Syariah sedang dalam proses pemulihan kondisi ekonomi nasabah di segmen ultra miktro pasca pandemi.
“Maka dari itu, saat ini kami fokus untuk mengembalikan kualitas pembiayaan. Salah satunya dengan cara mengumpulkan lagi, mengedukasi lagi nasabah dengan kegiatan Pertemuan Rutin Sentra (PRS),” ujarnya, Jum’at, 11 Agustus 2023.
Ia menambahkan, BTPN Syariah berkomitmen untuk terus menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif atau nasabah ultra mikro dengan target market lebih dari 40 juta jiwa masyarakat unbankable, atau yang tidak memilki catatan keuangan dan dokumentasi legal.
Saat ini, terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah, dimana hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4,3 juta nasabah aktif.
Sebagai informasi, kinerja keuangan BTPN Syariah pada semester I-2023 tercatat baik. Penyaluran pembiayaannya tumbuh 8% atau menjadi Rp12,09 triliun. Selanjutnya, dana pihak ketiga (DPK) juga masih terjaga sebesar Rp12,38 triliun dan total aset BTPN Syariah tercatat Rp21,26 triliun. Meski demikian, laba bersih BTPN Syariah terkoreksi 12% menjadi Rp753 miliar per semester I-2023 dari Rp856 miliar per semester II-2022.
Baca juga: Laba BTPN Syariah Turun Rp103 Miliar di Semester I-2023, Ini Pemicunya
“Meski laba minus, tapi tidak perlu khawatir, karena rasio bank tetap kuat untuk menjalani bisnis kedepan. Terlihat dari rasio CAR di angka 46,72%,” ucap Ainul Yaqin.
BTPN Syariah terus melayani keluarga prasejahtera produktif dengan melakukan pendampingan langsung kepada kumpulan atau sentra para Ibu-Ibu di pelosok Indonesia. Kali ini, BTPN Syariah melangsungkan pendampingan secara langsung ke Banyuwangi, Jawa Timur.
Kumpulan atau biasa disebut Pertemuan Rutin Sentra/PRS yang dilakukan dua minggu sekali ini merupakan wadah bagi BTPN Syariah dalam memberdayakan jutaan ibu-ibu dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan, serta akses pembiayaan melalui transaksi keuangan serta angsuran.
Joko Ibnu Susanto, Business Coach Banyuwangi BTPN Syariah mengungkapkan hingga saat ini jumlah nasabah BTPN Syariah di Banyuwangi telah mencapai 35.176 nasabah dengan 2.759 sentra atau kumpulan ibu-ibu yang sudah dilayani oleh BTPN Syariah untuk mendapatkan akses pembiayaan serta akses pengetahuan dengan total pembiayaan sebesar Rp111 miliar per semester I-2023.
“Profil usaha nasabah di Banyuwangi cukup beragam, mulai dari toko kelontong, makanan ringan, warung soto, dan usaha lainnya,” ungkap Ibnu.
Salah satu kumpulan atau sentra yang menginspirasi di Banyuwangi adalah Sentra Pendarungan Mawar, yang terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. Sentra ini telah berdiri semenjak tahun 2011 dengan 10 orang anggota saat itu, dan dibentuk oleh warga Pendarungan yaitu Punirah sebagai ketua sentra.
Sekarang, sentra Pendarungan Mawar telah berkembang dan memiliki 34 orang anggota. Punirah sendiri adalah penjual besi tua, mebel dan jagung yang awalnya menerima pembiayaan dari BTPN Syariah sebesar Rp1,5 juta pada 2011, dan kini pembiayaannya telah bertambah hingga mencapai Rp27 juta. (*) Ayu Utami