Jakarta – Keberhasilan Pertamina memborong 20 Proper Emas dinilai sebagai bukti komitmen BUMN tersebut terhadap dekarbonisasi. Termasuk di dalamnya, upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Demikian disampaikan pengamat ekonomi lingkungan Bernalus Saragih kepada media hari ini.
“Ini bukti komitmen Pertamina. Mereka membuktikan sebagai pelopor penurunan emisi. Mereka berhasil melakukan berbagai terobosan. Melalui Energi Baru Terbarukan (EBT), Pertamina juga pelopornya. Pertamina adalah pelopor terciptanya bauran energi,” jelas Bernaulus dikutip 5 Januari 2023.
Berbagai terobosan energi berkelanjutan tersebut, menurut Bernaulus, memang menjadikan Pertamina sebagai BUMN yang terdepan dalam upaya dekarbonisasi. Sehingga wajar jika pada akhirnya Pertamina berhasil memborong 20 dari 51 penghargaan Proper Emas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Penghargaan Proper Emas tentu memiliki indikator penilaian dan tentu Pertamina tentu dinilai memenuhi indikator tersebut. Termasuk di antaranya menurunkan emisi dan menurunkan limbah buangan, termasuk kebocoran, dan sebagainya. Saya sendiri melihat, Pertamina memang terbaik dan layak memperoleh Proper Emas,” kata dia.
Tidak hanya itu. Melalui berbagai terobosan itulah, lanjut Bernaulus, Pertamina juga berhasil menyejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Terutama dalam ekonomi berkelanjutan. “Makanya, kita apresiasi Pertamina. Melalui terobosan, mereka mampu mengimbangi perusahaan-perusahaan multinasional. Pertamina, sudah menjadi BUMN yang memiliki kredibilitas yang bisa dibanggakan di internasional,” tegasnya.
Sebelumnya, Pertamina dan beberapa anak usahanya, memang berhasil meraih 20 penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) 2022 kategori Emas dari KLHK. Selain itu, KLHK juga memberikan penghargaan Green Leadership Utama kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebagai pimpinan tertinggi yang perusahaannya memperoleh peringkat emas.
Nicke dipilih sebagai Green Leadership Utama karena dinilai telah berhasil memenuhi beberapa kriteria. Sebut saja, mengelola energi baru terbarukan, mengelola air secara bertanggung jawab dan tersedia untuk semuanya, mengelola sumber daya alam serta masyarakat yang terkena dampak dari aktivitas produksi dan jasa, serta mengelola limbah dengan baik. Kemudian, lingkungan bebas dari pencemaran, membangun fisik infrastruktur untuk menjaga kesehatan ekosistem dan komunitasnya, memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan, dan memperlakukan secara adil dan tidak mendiskriminasi. (*)