Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, (BTN) optimis, hingga akhir tahun 2020 dapat mencatatkan laba bersih jauh lebih baik dibanding dengan akhir tahun lalu. Perseroan menargetkan, bahwa di tahun ini Bank BTN akan memperoleh laba bersih diatas dari Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah dipatoknya sebesar Rp1,1 triliun.
Direktur Utama Bank BTN Pahal N Mansury mengatakan, target laba bersih perseroan yang sangat optimis tersebut sudah mulai terlihat dari hasil kinerja disepanjang Semester I-2020, di mana laba bersih Bank BTN hingga akhir Juni 2020 tercatat sebesar Rp768 miliar. Dengan begitu, dirinya meyakini, bahwa laba bersih Bank BTN diperkirakan akan lebih dari RBB yang telah ditetapkan.
“Sampai dengan Semester I ini laba kita sudah Rp768 miliar. Kalau melihat RBB kita ada dikisaran Rp1,1 triliun yang msk ditahun ini. Tapi melihat kondisi semester pertama sudah Rp768 miliar kita optimis revisi bisa melampaui dari angka itu. Kalau melihat di triwulan-triwulan yang sudah ada kita yakin bsa melampaui,” ujar Pahala dalam video conference yang digelar virtual di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020.
Target laba bersih tersebut, lanjut Pahala, merupakan hasil dari strategi “5 Fokus dan 8 Inisiatif” yang telah dijalankan BTN sehingga tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan kendati di tengah pandemi. Menurutnya, di era New Normal, perseroan terus memupuk pencadangan, likuiditas, sambil memacu bisnis dengan asas kehati-hatian di masa pandemi sesuai dengan 8 inisiatif perseroan.
“Dengan strategi tersebut, lanjutnya, bisnis Bank BTN diyakini masih akan terus bertumbuh dan mencetak laba di semester II/2020 nanti,” jelasnya.
Selain itu, sambung dia, kegiatan masyarakat yang sudah memasuki kenormalan baru (new normal) dan adanya pelonggaran PSBB, telah mendorong segala sektor dan ikut menopang bisnis Bank BTN. Terlebih, stimulus-stimulus yang sudah diberikan pemerintah juga telah menjadi faktor utama dalam kegiatan bisnis diperbankan nasional. Salah satunya adalah penempatan dana pemerintah di bank BUMN.
“PSBB sudah dilonggarkan, kegiatan ekonomi sudah menggeliat, ada tambahan stimulus juga dari pemerintah. Akhir Juni likuiditas juga mulai membaik, ini karena kebijakan pemerintah yang sudah dikeluarkan. Kami juga mendapat dana dari pemerintah yang ditempatkan di BTN sebesar Rp5 triliun. Kondisi likuiditas kita membaik. Rasio CAR (modal) juga membaik,” ucapnya.
Selain laba, Perseroan juga menargetkan dapat menyalurkan kredit lebih tinggi dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Pahala mengungkapkan, bahwa hingga akhir Desember 2020 ini Bank BTN optimis penyaluran kreditnya dapat tumbuh dikisaran 4-5%. Asal tahu saja, pada akhir tahun lalu, kredit Bank BTN yang disalurkan tercatat sebesar Rp255,82 trilun.
“Kredit saya rasa bisa tumbuh 4-5% di 2020. Saat ini kondisi likuiditas dipasar membaik secara umum. Memang terjadi perlambatan permintaan kredit baru, tapi likuiditas di market ada perbaikan,” paparnya. (*)