Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN meluncurkan produk tabungan anyar bertajuk Tabungan BTN Investa. Produk tabungan dengan bunga yang menarik tersebut dihadirkan Bank BTN untuk mengincar kalangan menengah atas. Produk tabungan ini juga untuk mengembalikan hakikat Bank BTN sebagai bank tabungan.
Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, kondisi pandemi membuka banyak pandangan di masyarakat termasuk dalam hal berinvestasi untuk masa depan. Berbagai instrument investasi, kian marak digandrungi masyarakat terutama kalangan menengah ke atas yang jumlahnya mencapai lebih dari 52 juta orang.
“Kami melihat potensi yang kian besar terutama di masa pandemi ini. Karena itu, produk Tabungan Investa ini kami hadirkan agar nasabah nyaman menabung sekaligus berinvestasi di Bank BTN,” ujar Nixon dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 22 Februari 2021.
Selain kalangan menengah ke atas, Nixon mengungkapkan, pihaknya juga mengincar para pelaku usaha dan professional muda sebagai target pasar TabunganBTN Investa. “Kami optimistis mampu menghimpun dana mencapai Rp3 triliun dari tabungan investasi ini,” katanya.
Untuk mencapai target tersebut, Bank BTN menawarkan berbagai fitur di produk Tabungan BTN Investa. Tabungan BTN Investa dirancang memiliki bunga menarik melebihi tabungan biasa.
Meski demikian, nasabah tabungan ini dapat tetap fleksibel dalam bertransaksi dan dapat menarik dananya kapan saja tanpa pinalti. Pengguna tabungan BTN Investa juga dapat melakukan pemindahbukuan atau mutasi secara otomatis dengan tabungan transaksional Batara. Nasabah juga bisa memperoleh poin loyalitas yakni poin Spekta.
Pembukaan Tabungan BTN Investa dapat dilakukan di jaringan kantor BTN terdekat. Bagi nasabah baru maupun existing, Bank BTN juga menawarkan promo khusus pembukaan tabungan berupa saldo e-wallet, voucher, hingga pilihan investasi reksadana.
Sementara itu, hingga akhir Desember 2020, Bank BTN mencatatkan total penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp279,14 triliun. Posisi tersebut naik 23,84% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp225,4 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, data World Bank yang dilansir 30 Januari 2020 mencatat ada sekitar 20% masyarakat Indonesia atau lebih dari 52 juta orang yang masuk kategori kelas menengah atas (affluent). Kelompok tersebut pun mencatatkan pertumbuhan signifikan di level rata-rata 10% per tahun. (*)