Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi kenaikan impor. Tercatat, nilai impor pada Oktober 2023 mencapai USD18,67 miliar atau naik 7,68 persen (mtm) dibandingkan September 2023 yang sebesar USD17,34 miliar.
Deputi Bidang Statistik Ditribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, secara rinci, impor non migas naik sebesar 10,37 persen atau menjadi USD15,47 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya USD14,01.
“Peningkatan impor non migas secara bulanan didorong oleh mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 21,06 persen. Di susul, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya naik 11,19 persen dan serealia 23,52 persen,” ujar Pudji, Rabu 15 Oktober 2023.
Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Pemerintah Bakal Terus Tambah Stok Beras Lewat Impor
Sedangkan, impor migas mengalami penurunan sebesar -3,66 persen atau sebesar USD3,21 miliar, dibandingkan dengan bulan sebelumnya USD3,33 miliar. “Penurunan impor migas didorong oleh turunnya impor minyak mentah yang sebesar 19,64 persen,” jelasnya.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, secara total nilai impor pada Oktober 2023 sebesar USD18,67 miliar menurun sebesar -2,42 persen yoy dibandingkan dengan Oktober 2022 dengan nilai sebesar USD19,14 miliar.
“Impor migas turun sebesar -4,68 persen yoy, dibandingkan dengan September 2022. Sementara, impor non migas turun -1,94 persen yoy, melanjutkan tren penurunan yang juga terjadi pada bulan lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, nilai ekspor Oktober 2023 sebesar USD22,15 miliar atau naik 6,76 persen secara bulanan (mtm), dibandingkan bulan sebelumnya pada September 2023 yang sebesar USD20,75 miliar.
“Kenaikan nilai ekspor pada Oktober 2023, didorong oleh peningkatan ekspor non migas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral yang naik 24,61 persen, kemudian logam mulia dan perhiasan atau permata naik 43,01 persen, dan alas kaki 39,55 persen,” ucapnya.
Secara rinci, ekspor non migas tumbuh sebesar 7,42 persen atau sebesar USD20,78 miliar pada Oktober 2023, dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD19,34 miliar.
Baca juga: Rupiah Ambruk, BPS Wanti-Wanti Inflasi Produk Impor
Sementara, untuk ekspor migas turun sebesar -2,38 persen atau secara nilai sebesar USD1,37 miliar, dibandingkan pada September 2023 sebesar USD1,41 miliar.
“Penurunan ekspor migas sebesar -2,38 persen, didorong oleh penurunan nilai ekspor minyak mentah yang tutun -11,85 persen, dibandingkan bulan sebelumnya,” jelasnya.
Bila dilihat secara tahunan, tren pelemahan ekspor berlanjut. Nilai ekspor Oktober 2023 mengalami penurunan cukup dalam sebesar -10,43 persen secara tahunan (yoy). Pada Oktober 2023 nilai ekspor menjadi USD20,78 miliar dibandingkan Oktober 2022 sebesar USD24,73 miliar.
“Kontraksi ini didorong oleh penurunan ekspor non migas dan melanjutkan tren yang terjadi sejak awal tahun terutama disebabkan oleh harga-harga komoditas unggulan di pasar global yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” pungkas Pudji. (*)
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More