Soal keselamatan transportasi, apakah ada peningkatan?
Menurut saya, sudah. Ini bisa dicek. Misalnya, waktu kecelakaan AirAsia, itu pas dua bulan saya di sini, pas tanggal 28 Desember. Sekarang pengawasan atas keselamatan itu ketat sekali. Cuma, memang begini, apakah itu menjamin tidak ada kecelakaan? Sulit, itu enggak bisa diomongkan. Regulasinya akan diterapkan sungguh-sungguh, tapi akhirnya akan tergantung pada operator.
Dari segi regulasi, soal keselamatan dan pelayanan publik; pelayanan transportasi umum, baik kualitas maupun kuantitasnya; dan peningkatan kapasitas, tiga itu ya safety. (Untuk) kualitas pelayanan transportasi publik dan kapasitas transportasi publik itu, selama sembilan bulan (kami) menerbitkan 150 peraturan menteri, satu setengah hari bisa satu.
Peraturan itu menggantikan yang lama?
Enggak, nambah. Karena, dulunya belum ada. Ini persoalannya apa? Ini diterapkan kelihatan enggak? Kalau regulator menerapkan ini, yang kelihatan ya di sisi operator. Misalnya, waktu Lion Air delay besar, akhirnya diminta untuk memasukkan tentang SOP delay management. Mereka masukkan, kami koreksi. Kami enggak mempersulit kok.
Akhirnya, sampai kita oke, baru izin rute yang baru dikasih. Kalau enggak, kami enggak akan kasih izin rute baru. Dan, dia harus komitmen dalam enam bulan bikin ISO untuk dapat sertifikat ISO tentang delay management ini. Garuda lakukan hal yang sama. Kalau delay, karena apa pun, terus berantakan delay-nya, lebih dari satu hari masih enggak bisa selesai di hari yang sama, ya harus bikin delay management, harus presentasi di sini. Itu peraturannya. Dan, kami akan minta Garuda untuk bikin ISO untuk review itu.
Kecelakaan kapal laut?
Saya kira, menurun dibandingkan dengan tahun lalu. Menurunnya banyak enggak? Saya enggak tahu persis, angkanya enggak ingat. Tahun lalu insiden dengan accident transportasi laut itu 450 lebih. Tahun ini, sampai dengan Juni, kalau insiden ya dengan accident segala macam, saya kira 100 itu tidak sampai. Result-nya itu memang enggak bisa kelihatan langsung.
Nah, ini ada lagi Bandara Soekarno-Hatta dengan kebakaran outlet komersial. Itu sekarang kami paksa, kami review: bagaimana outlet-outlet ini, apakah memenuhi standar kelayakan atau tidak, standar keamanan bandara, standar keselamatan. Kalau enggak, ya kami peringatkan, suruh bikin collective action, dan sebagainya. Ini yang dilakukan.
Jadi lebih sulit?
Enggak juga. Lion setelah diminta bikin SOP delay management sekarang ontime performance (OTP)-nya Lion saya kira rata-rata naik. Saya yakin, OTP-nya Lion Air, menurut catatan kami, rata-rata setiap hari tiga bulan terakhir mungkin sudah di atas 80%. Membaik ‘kan. Itu yang bisa dilakukan.
Itu output-nya kelihatan, tapi enggak populer ya?
Karena itu operator, beda.
Waktu Anda masuk KAI, langsung mengubah culture. Bagaimana di sini (Kemenhub)?
Di sini juga.
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More