Implementasikan AI, Allo Bank Terapkan Dua Pendekatan Ini

Implementasikan AI, Allo Bank Terapkan Dua Pendekatan Ini

Jakarta – Kepala Divisi IT Strategy & Governance PT Allo Bank Indonesia Tbk Rully Feranata mengungkapkan, pihaknya mengadopsi kerangka kerja (frame work) untuk pendekatan pengkategorian teknologi riset perusahaan.

Pendekatan tersebut mengacu kepada Deloitte Insight – “Tech Trend Reports 2025”. Di mana, membagi dua bagian utama, yakni Elevating Forces dan Grounding Forces.

Ia menjelaskan, Elevating Forces pada dasarnya adalah kekuatan inovasi yang berkelanjutan untuk komputasi modern. Elevating Forces akan selalu konsisten hadir, yang terdiri dari tiga aspek, yakni information, interaction, and computation.

“Jadi pada dasarnya information kita melihat inovasi-inovasi di sisi bagaimana kita mengeksplorasi tentang informasi dan analitiknya. Mungkin di tahun 2025 itu, lebih konsentrasi ke arah implementasi AI,” katanya, dalam acara Infobank Digital bertajuk “Shaping Banking With Next Gen Technology”. Kegiatan ini Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Infobank Digital dengan Infosys Finacle yang berlangsung di The Westin Jakarta, Selasa, 25 Februari 2025.

Baca juga : SMBC Indonesia Beberkan Kunci Sukses Transformasi Digital

Menurutnya, apabila melihat perkembangan tahun lalu, semua orang kerap membicarakan AI dalam bentuk Large Language Models (LLM). Ini adalah program atau model yang dapat mengenali dan menghasilkan teks, serta memproses bahasa.

“Nah kita melihat penerapan LLM itu tidak gampang karena membutuhkan volume, massive volume of data and massive computing resource,” ujarnya.

Namun, kata dia, kondisi ini berbeda saat memasuki 2025. Di mana, salah satu wake up call-nya sudah ditemukan di Desember 2024 ,yakni Small Language Model (SLM). Ini menjadi pendekatan selanjutnya dalam implementasi AI.

Dalam perkembangannya, SLM yang dulunya berfokus pada model teks, namun kini sudah menggabungkan sensor-sensor alias multimodal. 

“Berikutnya lagi ada agentic di mana yang saya lihat itu gabungan dari semuanya. Tapi, agentic di sini sudah AI yang memutuskan bukan manusia lagi. Jadi, mungkin di SLM dan multimodal itu masih ada manusia yang intervensi, tapi agentic sudah tidak ada,” bebernya.

Baca juga : Teknologi Informasi, Kunci Efisiensi dan Inovasi di Dunia Perbankan

Lanjutnya, dalam pendekatan Elevating Forces juga ada proses yang namanya interaction. Pendekatan ini lebih ke arah special computing. Dalam praktik perbankan digital, biasanya digunakan special computing yang di-embed ke dalam sebuah super apps.

“Jadi kita akan lihat super apps-super apps ini, nantinya akan menggabungkan personalisasi pengalaman nasabah dengan menggabungkan banking in outdoor tapi masalahnya menggunakan augmented reality,” bebernya.

Kemudian, pada pendekatan Grounding Forces. Pendekatan ini pada dasarnya mendukung bisnis, yakni cyber dan trust.

“Nah mungkin yang sekarang saya khawatirkan bukan masalah cyber security tetapi kematangan dari quantum computing. Setiap enkripsi, tingkat enkripsi kriptografi yang saya masukkan ke nomor pin, tokenisasi API akan kacau,” ujarnya.

Ia menuturkan, semua pendekatan tersebut untuk membuka teknologi generasi selanjutnya merupakan hasil riset yang sudah diadaptasi dan implementasikan di Allo Bank.

“Pada dasarnya setiap teknologi ini selalu kita selaraskan dengan people, process, technology,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama  

Related Posts

Top News

News Update