Nusa Dua – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia mencapai 5,1 persen hingga akhir tahun ini. Sedangkan untuk 2019, pertumbuhan ekonomi Asia diprediksi mencapai 5,4 persen, sedikit turun sebesar 0,2 persentase poin dibandingkan proyeksi pada April 2018.
Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia tersebut tertuang dalam laporan terbaru IMF bertajuk Regional Economic Outlook Asia and Pacific edisi Oktober 2018, yang disampaikan oleh Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Changyong Rhee, dalam press briefing pada Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat, 12 Oktober 2018.
“Asia menciptakan progres yang luar biasa dalam dekade terakhir, dan kini berada terdepan di perekonomian global dalam hal pertumbuhan,” ujarnya.
Dalam laporan tersebut, IMF juga memproyeksikan laju inflasi di kawasan Asia yang meningkat menjadi 2,8 persen pada tahun 2018 dan 2,9 persen pada tahun 2019. Hal oni merefleksikan, bahwa harga komoditas yang lebih tinggi, namun masih di bawah target di sejumlah negara di kawasan itu.
Kendati masih mencatatkan progres yang sangat baik, namun lanjutnya, IMF juga memperingatkan sejumlah tantangan yang dihadapi Asia. Rhee menuturkan, dalam jangka pendek, sejumlah risiko yang dihadapi Asia antara lain kondisi finansial yang mengetat, peningkatan ketegangan perdagangan, dan harga minyak dunia yang naik.
Adapun dalam jangka menengah, beberapa risiko yang dihadapi Asia lebih bersifat fundamental. Dirinya menyebut, risiko tersebut berasal dari keberlanjutan model pertumbuhan Asia yang lebih banyak didorong perdagangan. Risiko lainnya adalah melambatnya produktivitas, serta risiko dan kesempatan yang timbul karena digitalisasi. (*)