Jakarta – Biro Pusat Statistik Israel menyebut, angka pengangguran di Israel melonjak mendekati 10 persen pada Oktober 2023.
Hal ini menyusul pecahnya perang dengan militan Hamas, Palestina yang menyebabkan puluhan ribu warga mengungsi yang tinggal di dekat perbatasan Gaza.
Dinukil Reuters, Rabu (22/11) pada bulan sebelumnya angka pengangguran di negeri Yahudi tersebut stabik di angka 3,4 persen. Namun, jika memperhitungkan kehilangan pekerjaan sementara, angkanya mencapai 9,6 persen pada Oktober.
Baca juga: Kompak! Sejumlah Pengusaha RI Ganti Bahan Bakunya dari Produk Terafiliasi Israel
Ini lantaran sebanyak 428.400 orang menganggur dibandingkan 163.600 pada bulan September, sebelum serangan 7 Oktober ketika orang-orang bersenjata Hamas mengamuk di kota-kota perbatasan Israel.
Setelah serangan tersebut, hampir 400.000 warga Israel dipanggil untuk tugas cadangan, dan data resmi menunjukkan bahwa sekitar 80.000 warga Israel ditempatkan pada cuti yang tidak dibayar dalam beberapa minggu terakhir.
Baca juga: Ramai Gerakan Boikot Produk Israel, Segini Perkiraan Kerugian Negara Yahudi
Sementara itu, tingkat lapangan kerja di bulan Oktober menyusut menjadi 56,5 persen dari 61,1 persen. Biro tersebut mencatat, imbas perang dengan Hamas menyebabkan hampir tidak ada proses rekrutmen karyawan yang dilakukan seminggu setelah serangan tersebut.
Selain itu, tingkat pengangguran Israel yang rendah telah mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, dengan banyaknya orang yang cuti atau kehilangan pekerjaan, perekonomian Israel diperkirakan akan mengalami kontraksi pada kuartal keempat dan tumbuh kurang dari perkiraan sebesar 2,3 persen pada tahun 2023. (*)
Editor: Galih Pratama