Internasional

Imbas Konflik Hamas, Moody’s Turunkan Peringkat Kredit Israel

Jakarta – Lembaga pemeringkat Amerika Serikat (AS), Moody’s, menurunkan peringkat kredit Israel sebagai dampak konflik dengan Hamas di Gaza. Diketahui Moody’s menurunkannya satu tingkat dari A1 menjadi A2.

Dalam sebuah pernyataan, Jumat (9/2) Moody’s mengatakan, mereka telah melakukan hal tersebut setelah menilai bahwa konflik militer yang sedang berlangsung dengan Hamas meningkatkan risiko politik bagi Israel serta melemahkan lembaga eksekutif dan legislatif serta kekuatan fiskalnya, di masa mendatang.

Baca juga: Buntut Keputusan ICJ, Maskapai Israel Hentikan Penerbangan ke Afrika Selatan

“Itu adalah pertama kalinya Israel diturunkan peringkatnya,” tulis Bloomberg, seperti dikutip VOA Indonesia, Minggu, 11 Februari 2024.

Selain itu, Moody’s juga menurunkan prospek utang Israel menjadi negatif karena risiko eskalasi dengan kelompok militan Lebanon yang jauh lebih kuat, Hizbullah, yang beroperasi di sepanjang perbatasan utaranya.

Sebagaimana diketahui, serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Sebagai tanggapan, Israel melakukan serangan udara dan serangan darat yang menewaskan sedikitnya 27.947 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Setelah serangan tersebut, S&P Global Ratings menurunkan prospek kredit Israel dari stabil menjadi negatif karena risiko yang dapat meluas akibat konflik Israel-Hamas.

Fitch, yang merupakan salah satu dari tiga besar lembaga pemeringkat AS pun menempatkan Israel pada pengawasan negatif atas risiko konflik.

Baca juga: Ini Daftar Negara Desak Israel Hentikan Kasus Genosida di Gaza

“Lingkungan keamanan yang melemah menyiratkan risiko sosial yang lebih tinggi dan mengindikasikan lemahnya lembaga eksekutif dan legislatif dibandingkan penilaian Moody’s sebelumnya,” kata Fitch pada Jumat (9/2) dalam sebuah pernyataan.

“Moody’s memperkirakan beban utang Israel akan jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelum konflik terjadi,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

9 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

12 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

15 hours ago