Jakarta – Iklim investasi di Indonesia pada 2024 diramal bakal menjanjikan. Terutama yang berinvestasi aset kripto dan saham global. Jumlah investor dua instrumen ini terus mengalami peningkatan. Menariknya lagi, investor tersebut didominasi kalangan anak muda yang mulai tertarik berinvestasi.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan 57 persen investor pasar modal saat ini adalah generasi muda berusia di bawah 30 tahun.
Sementara itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) mencatat jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 17,54 juta orang per Juni 2023, jauh melampaui jumlah investor pasar modal dan reksadana.
Kemudahan dalam membuka bertransaksi jual-beli aset kripto dan juga ketertarikan kaum muda akan kripto menjadi alasan utama pertumbuhan subur ini.
M Yusuf Musa, Head of Crypto Strategy Nanovest, mengatakan, pada kuartal IV/2023 Bitcoin tercatat sebagai instrumen investasi dengan performa terbaik jika dibandingkan dengan investasi emas dan forex (mata uang asing).
“Harga Bitcoin melonjak sebesar 122 persen dibandingkan di kuartal III, yaitu dari USD27.230 menjadi USD44.100,” ungkap Yusuf dalam keterangan resminya, Jumat, 29 Desember 2023.
Baca juga: Punya 18,1 Juta Pengguna, Transaksi Kripto di Oktober 2023 Tembus Rp104,9 Triliun
Dia melanjutkan, Fear & Greed index untuk Bitcoin juga menunjukkan bahwa saat ini sedang memasuki fase “Greed”, di mana investor disarankan untuk membeli.
“Namun, sangat penting bagi investor kripto pemula untuk bersikap tenang dan menjauhi rumor, dan tidak melakukan pembelian aset kripto tanpa perhitungan yang mendasar apalagi menggunakan dana hutang karena akan sangat merugikan,” terangnya.
Edo Ardiansyah, Equity Analyst Nanovest, menambahkan akibat ketidakstabilan kondisi dunia, seperti di Rusia dan Timur Tengah, pihaknya melihat adanya potensi kenaikan aset investasi yang terkenal less volatile seperti emas, dalam bentuk fisik dan digital pada 2024.
Selain itu, lanjut Edo, Nanovest juga memprediksi pertumbuhan positif yang terlihat dari membaiknya kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS), sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut.
“Kombinasi rilisnya data aktivitas yang solid dan penurunan inflasi telah membuat narasi para pelaku pasar semakin bergeser ke arah prospek soft landing, ini juga salah satu alasan mengapa Nanovest optimis untuk terus bertumbuh di 2024,” ujarnya.
Dari sisi investasi emas, Center of Economic and Law Studies (CELIOS) melaporkan bahwa emas digital masuk di lima besar pilihan produk investasi andalan di Indonesia.
BAPPEBTI juga menyatakan investasi emas digital memiliki potensi yang sangat besar, terlihat dari tingginya nilai transaksi di instrumen investasi ini. Di Januari-Februari 2023, tercatat nilai transaksi emas digital tembus Rp650 miliar.
Melihat hal ini, Nanovest yang dikenal sebagai platform investasi digital di Tanah Air, memutuskan untuk meluncurkan produk emas digital bernama NanovestGold, di kuartal akhir 2023. Hasilnya pun sangat positif.
“Sejak diluncurkan, NanovestGold telah mencatat kenaikan transaksi hingga dua kali lipat setelah diluncurkan pada kuartal IV tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna kami yang berinvestasi di instrumen saham dan aset kripto, masih mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih konservatif,” ungkap Jovita Widjaja, Chief Marketing Officer Nanovest.
Baca juga: KSEI Catat Investor Pasar Modal Tumbuh 17,6 Persen di Akhir 2023, Totalnya jadi Segini
Selama 2023, Nanovest mencatat pertumbuhan transaksi dan pengguna kripto hingga 20 persen di kuartal I/2023. Adapun jumlah investor aset kripto tumbuh 80 persen dan 40 persen pertumbuhan pada jumlah investor saham AS sepanjang 2023.
Menatap 2024, kata Jovita, Nanovest berfokus pada strategi bisnisnya, yaitu customer-centric. Nanovest menekankan pentingnya mendengarkan kebutuhan penggunanya, dan menjawabnya dengan memberikan solusi serta meluncurkan inovasi baru.
“Customer-centric telah menjadi strategi bisnis perusahaan. Dengan mendengarkan kebutuhan pengguna,” tutupnya. (*)