Jakarta – Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA UNPAD) menggelar IKA UNPAD Global Outlook 2025 bertajuk “Understanding the Current Dynamics of Indonesia–US Relations from Experts”, Sabtu (24/5).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program yang digagas oleh Bidang Hubungan Internasional IKA UNPAD sebagai platform diskusi strategis lintas disiplin dan generasi.
Webinar online ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting dari dunia diplomasi, akademisi, dan diaspora Indonesia.
Soemadi D. M. Brotodiningrat, Diplomat Senior yang telah memiliki banyak pengalaman dalam hubungan internasional dalam pemaparannya menyampaikan, peradaban Amerika merupakan entitas yang terbentuk dan dipengaruhi oleh keberagaman para imigran
Menurutnya, budaya ‘American Dream’ mencerminkan orientasi ke masa depan yang menyatukan aspirasi warga negaranya. Di mana, Amerika Serikat (AS) telah tumbuh menjadi kekuatan global setelah melalui Perang Dunia I dan II. Namun, mempertahankan posisi kepemimpinan tersebut memerlukan biaya yang sangat besar.
Baca juga : Siap Kalah di Negosiasi Tarif Trump?
“Menurut pandangan saya, AS akan tetap menjadi negara yang kuat, tetapi tidak lagi menjadi satu-satunya kekuatan dominan. Pengaruh globalnya kini harus dibagi dan dinegosiasikan, seiring dengan munculnya tatanan internasional yang lebih multipolar,” jelasnya, dikutip Senin, 26 Mei 2025.
Peta Kebijakan Luar Negeri
Direktur Eksekutif Pusat Penelitian Pembangunan Perdamaian dan Dunia Selatan UNPAD Dr. Irman Gurmilang Lanti mengungkapkan, dengan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden AS, Indonesia harus realistis membaca arah kebijakan luar negeri AS.
Di tengah melemahnya dominasi AS dan munculnya kekuatan baru seperti Tiongkok, Timur Tengah, dan Afrika, Indonesia memiliki peluang memperluas strategi dan tidak bergantung pada satu mitra utama.
Baca juga : Gegara Ini Harvard Gugat Donald Trump, Dana Hibah Kampus USD2,3 Miliar Disetop
Sementara Priscillia Sundah Suntoso, B.Mus., MBA, JD., diaspora Indonesia sekaligus Pengacara dan Principal Owner Suntoso Law di New York, mencermati bahwa demokrasi AS yang sudah berakar kuat cenderung menganut prinsip the winner takes all.
Ia mengimbau WNI di AS untuk tetap tenang, menjaga dokumen legal, dan memahami hak-hak hukum mereka. Dinamika politik AS, menurutnya, sangat fluktuatif dan terus berkembang, terutama pasca-Trump, dengan peran penting sistem Electoral College dalam arah politik nasional.
Kemudian, Dr. Ferry Juliantono selaku Ketua IKA UNPAD yang juga Wakil Menteri Koperasi Indonesia menyampaikan, webinar ini menjadi bukti nyata bahwa IKA UNPAD bukan hanya menjadi wadah silaturahmi alumni, tetapi juga forum intelektual yang ikut berkontribusi pada isu-isu strategis nasional dan global.
“Hubungan Indonesia–AS perlu terus diperkuat tidak hanya di tingkat pemerintahan, tapi juga lewat partisipasi aktif komunitas dan diaspora,” jelasnya.
Sebagai informasi, IKA UNPAD adalah organisasi resmi yang mewadahi para alumni Universitas Padjadjaran. Didirikan pada 24 September 1960, IKA UNPAD merupakan bentuk ikatan kekeluargaan antar alumni yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara.
IKA UNPAD telah menjelma menjadi kekuatan kolektif yang mendorong kolaborasi lintas disiplin ilmu, memperkuat jejaring strategis, serta menjadi mitra penting dalam mendorong kontribusi alumni di berbagai sektor. (*)
Editor: Galih Pratama









