Ekonomi dan Bisnis

IIF Ungkap Sederet Tantangan dalam Pembangunan IKN

Jakarta – Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mengungkapkan adanya tantangan dari sisi pembiayaan dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp570 triliun.

Wakil Presiden Eksekutif Kepala Direktorat Group Advisory IIF, Irman Boyle, menuturkan tantangan tersebut adalah terkait dengan adanya eskalasi atau peningkatan harga suatu proyek yang disebabkan oleh keadaan tertentu.

Irman menambahkan bahwa adanya keadaan eskalasi harga pernah terjadi pada proyek tol trans sumatra yang pada proyeksi awal membutuhkan dana sebanyak Rp300 triliun untuk jalan tol sepanjang 3.000 km.

Baca juga: IKN Bakal Groundbreaking Tahap 5 Pekan Ini, Simak Bocoran Proyeknya

Di mana, pada tahap pertama berhasil digelontorkan Rp60 triliun untuk 600 km jalan tol. Namun, untuk tahap kedua dengan jarak yang sama membutuhkan dana hingga 10 kali lipatnya atau sebanyak Rp600 triliun.

“Ada eskalasi di situ terkait dengan construction cost, kemudian jalan yang makin susah kan, karena daerahnya makin-makin perawan, jadi biaya untuk bangun jalan tolnya per km jadi meningkat juga,” ucap Irman dalam paparannya di Jakarta, 26 Februari 2024.

Sehingga menurutnya, pemerintah dalam hal ini, perlu mewaspadai keadaan-keadaan tersebut dengan menyiapkan pembiayaan dua kali lebih besar dari proyeksi awal.

“Bagaimana bisa mengenerate Rp600 triliun, one keyword itu adalah ini projeknya pemerintah, maka pemerintah harus siap underwrite pembiayaan projek ini apakah itu lewat projek APBN apa projek PPP atau KPBU ataupun projek swasta murni,” imbuhnya.

Baca juga: Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Rp26,7 Triliun Untuk Bangun IKN, Ini Rinciannya

Tidak hanya itu, dari sisi birokrasi pemerintah juga perlu diperhatikan untuk memudahkan eksekusi proyek IKN tersebut, mulai dari menteri, direktorat jenderal, direktur, hingga kasubdit.

“Kapasitas menterinya, dirjennya, direkturnya sampai ke kasubdit untuk bisa siap memberikan kemudahan fiskal, dukungan fiskal kemudian perizinan sampai bisa mencapai financial close, what matter to us? Di sini practical adalah kita bisa memperoleh financial close kita bisa memperoleh EPC contract, kita bisa memperoleh ONN contract, kita bisa memperoleh supply contract sampai bisa komersial operation,” tutup Irman. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

8 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

8 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

10 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

10 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

11 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

12 hours ago