Jakarta – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengakui, masalah COVID-19 memang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terpuruk.
Bahkan, IHSG sempat berada di level terendah dibanding level akhir tahun 2019 yang anjlok 37,49 persen ke level 3.937.
“Penurunan ini terjadi awal pengumuman kasus Corona pertama sampai dengan perkembangan meluas dampak virus korona di berbagai negara yang membuat kalangan investor global dan domestik memiliki respon negatif. Situasi ketidakpastian terus berjalan sampai saat IHSG menyentuh level terendah,” ujar Inarno lewat Video Conference, di Jakarta, Jumat, 24 April 2020.
Lebih lanjut kata Inarno, aktivitas pergadangan juga mengalami penurunan akibat merebaknya kasus COVID-19. Tercatat hingga 17 April 2020, terdapat penurunan frekuensi transaksi harian sebesar 1,49 persen menjadi 462 ribu kali.
“Diikuti rata-rata nilai transaksi harian 23,84 persen menjadi Rp6,94 triliun dan penurunan rata rata volume transaski harian 51,87 persen menjadi 7 miliar. Sementara, kapitalisasi pasar juga turun sebesar 26,11 persen menjadi Rp5.368 triliun,” paparnya.
Menurut Inarno, kondisi ini sediri tidak terjadi di Indonesia saja. Tetapi juga terjadi pada bursa saham di berbagai dunia.
Penurunan indeks tertinggi bahkan dialami oleh Austria dengan penurunan, 35,05 persen, sementara penurunan kapitalisasi pasar tertinggi dialami pasar saham di Amerika Serikat. (*)